Sari, Fara Rizqiyah (2024) Alat bukti elektronik pada praktik beracara di Pengadilan Agama Lumajang: Studi Putusan Nomor 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
200201110138.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (9MB) |
Abstract
ABSTRAK
Pada perkembangan teknologi kini, pembuktian yang diajukan di persidangan tidak sebatas surat atau kesaksian saja, namun merambah dengan menggunakan media elektronik. Lalu bagaimana jika undang-undang belum mengakomodasi secara detail mengenai alat bukti elektronik seperti prosedur pemeriksaan atau penyerahannya sedangkan bukti seperti itu rentan dipalsukan. Yang akan menjadi fokus pengkajian adalah Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 perubahan atas Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik. Pada penelitian ini juga membatasi pada hal keabsahan alat bukti elektronik ditinjau dari UU ITE. Putusan yang digunakan sebagai sampel adalah putusan nomor 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj dan juga menggunakan parameter efektivitas hukum menurut Lawrence M. Friedman.
Jenis penelitian ini adalah yuridis empiris karena mengkaji dan menganalisis bagaimana suatu hukum bekerja dalam suatu masyarakat. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif karena menekankan pada interpretasi, pemahaman konteks yang kemudian menghasilkan data deskriptif analitis.
Penelitian ini membuahkan hasil, yang pertama adalah alat bukti elektronik pada putusan nomor 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj sah karena telah memenuhi syarat formil dan materiil sesuai ketentuan pasal 5 ayat 1 UU nomor 11 tahun 2008 tentang ITE. Hasil kedua adalah bahwa alat bukti elektronik pada putusan nomor 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj jika ditinjau dari indikator Lawrence M. Friedman dapat dikatakan belum efektif dari segi struktur dan budaya hukum karena belum ada ahli IT yang bersertifikat serta masyarakat belum banyak yang menggunakan alat bukti elektronik. Pada aspek substansi hukum sudah efektif karena Hakim sudah mengetahui undang-undang mengenai alat bukti elektronik dan sebagian sudah digunakan.
ABSTRACT
In today's technological development, evidence submitted in court is not limited to letters or testimony alone, but penetrates by using electronic media. Then what if the law has not accommodated in detail regarding electronic evidence such as examination procedures or submission while such evidence is vulnerable to falsification. What will be the focus of the study is Law of the Republic of Indonesia Number 19 of 2016 amending Law Number 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions. This research also limits the validity of electronic evidence in terms of the ITE Law. The decision used as a sample is decision number 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj and also uses the parameters of legal effectiveness according to Lawrence M. Friedman.
This type of research is empirical juridical because it examines and analyzes how a law works in a society. The approach used is a qualitative approach because it emphasizes interpretation, understanding the context which then produces analytical descriptive data.
This research produces results, the first is that electronic evidence in decisions number 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj is valid because it has fulfilled the formal and material requirements in accordance with the provisions of article 5 paragraph 1 of Law number 11 of 2008 concerning ITE. The second result is that electronic evidence in decisions number 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj when viewed from the Lawrence M. Friedman indicator can be said to be not maximally effective in terms of legal structure and culture because there are no certified IT experts and not many people use electronic evidence. In the aspect of legal substance, it is effective because the judge already knows the law regarding electronic evidence and some of them have been used.
مستخلص البحث
في ظل التطور التكنولوجي الراهن، لم تعد الأدلة المقدمة في المحكمة تقتصر على الخطابات أو الشهادات، بل أصبحت الأدلة المقدمة في المحكمة تتغلغل باستخدام الوسائط الإلكترونية. ثم ماذا لو لم يستوعب القانون بالتفصيل فيما يتعلق بالأدلة الإلكترونية مثل إجراءات الفحص أو التقديم في حين أن هذه الأدلة عرضة للتزوير. ما سيكون محور الدراسة هو قانون جمهورية إندونيسيا رقم 19 لسنة 2016 المعدل للقانون رقم 11 لسنة 2008 بشأن المعلومات والمعاملات الإلكترونية. ويحدد هذا البحث أيضًا صحة الأدلة الإلكترونية من حيث قانون المعلومات والمعاملات الإلكترونية. والقرار المستخدم كعينة هو القرار رقم 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj ويستخدم أيضًا معايير الفعالية القانونية وفقًا لورانس م. فريدمان.
هذا النوع من البحوث هو بحث قانوني تجريبي لأنه يدرس ويحلل كيفية عمل القانون في المجتمع. والنهج المستخدم هو نهج نوعي لأنه يركز على التفسير، وفهم السياق الذي ينتج عنه بعد ذلك بيانات وصفية تحليلية.
أسفر هذا البحث عن نتيجتين، الأولى هي أن الدليل الإلكتروني في القرار رقم 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj صحيح لأنه استوفى المتطلبات الشكلية والمادية وفقا لأحكام الفقرة 1 من المادة 5 من القانون رقم 11 لسنة 2008 بشأن تقنية المعلومات. والنتيجة الثانية هي أن الدليل الإلكتروني في القرار رقم 852/Pdt.G/2023/PA.Lmj عند النظر إليه من خلال مؤشرات لورانس م. فريدمان يمكن القول إنه غير فعال من حيث البنية والثقافة القانونية لعدم وجود خبراء معتمدين في تكنولوجيا المعلومات وعدم وجود أشخاص كثيرين يستخدمون الأدلة الإلكترونية. أما من ناحية المضمون القانوني، فهي فعالة لأن القاضي يعرف بالفعل القانون المتعلق بالأدلة الإلكترونية وقد تم استخدام بعضها.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Adityo, Rayno Dwi |
Keywords: | Alat Bukti Elektronik; Pengadilan Agama; Putusan; Electronic Evidence; Religious Court; Verdict; الأدلة الإلكترونية; المحاكم الدينية،الحكم |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012827 Islamic Court & Civil Procedure |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Fara Rizqiyah Sari |
Date Deposited: | 21 May 2024 14:00 |
Last Modified: | 21 May 2024 14:00 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/63345 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |