Peranan intelektual muslim dalam pendidikan Islam pada masa peradaban modern

ABSTRAK

Supremasi Barat seperti yang dapat dilihat sampai sekarang ini merupakan hal yang menggoncangkan umat Islam karena sebelumnya Islamlah yang memegang supremasi tersebut. Untuk mengembalikan citra umat Islam seperti dahulu maka diperlukan adanya usaha dan orang-orang Islam sendiri. Intelektual muslim sebagai lapisan masyarakat yang mempunyai kelebihan potensi dituntut untuk merealisasikan idenya dalam pendidikan, karena bidang inilah yang menjadi motor penggerak dalam menyelesaikan masalah kehidupan. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis dalam penulisan skripsi ini Adapun yang menjadi permasalahannya, yang pertama adalah apakah tantangan yang dihadapi intelektual muslim dalam pendidikan Islam pada masa peradaban modern, dan yang kedua adalah bagaimana peranan intelektual muslim dalam pendidikan Islam pada masa peradaban modern. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penulis menggunakan jenis penelitian literer. Dalam menganalisis penulis sering bergumul dengan ide-ide dan interpretasi-interpretasi dengan menggunakan metode deduksi, induksi dan komparasi. Semua itu tercakup dalam bab pertama.

Selanjutnya pada bab kedua, penulis menguraikan konsep pendidikan Islam dan teori tentang intelektual muslim sekaligus memunculkan Muhammad Abduh dan Sayyid Ahmad Khan sebagai orang-orang yang interes dengan pendidikan.

Kemudian pada bab yang ketiga, dengan mengacu pada rumusan masalah didapatkan bahwa secara umum tantangan yang dihadapi intelektual muslim secara umum adalah supremasi Barat atas iptek yang menimbulkan shock luar biasa dikalangan umat Islam dan adanya perubahan sosial. Sedangkan tantangan yang dihadapi intelektual muslim secara khusus dibedakan menjadi dua. Tantangan yang dihadapi Muhammad Abduh adalah pemikiran yang statis, taklid, bid ah dan khurafat yang sedang berkembang di Mesir. Sedangkan tantangan yang dihadapi Khan, pertama adalah kemalasan orang Islam untuk memperbaiki nasibnya dan tidak mau berusaha untuk mencapai tingkatan orang Inggris. Kedua, anggapan orang Islam terhadap agama Kristen yang bagi mereka merupakan tantangan langsung terhadap keyakinan agamanya. Adapun peranan intelektual muslim itu sendiri dibedakan juga menjadi dua Peranan Muhammad Abduh, pertama adalah membentuk dewan pimpinan Al-Azhar yang terdiri atas ulama-ulama besar dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafl i, Hambali). Kedua, menertibkan administrasi Al-Azhar dengan menentukan honor bagi pengajar, membangun ruang khusus untuk rektor dan mengangkat para pembantu rektor. Ketiga, memperpanjang masa belajar dan memperpendek masa libur. Keempat, meningkatkan pelayanan kesehatan bagi para mahasiswa. Kelima, memperbaiki perpustakaan. Sedangkan peranan Sayyid Ahmad Khan, yang pertama adalah mendirikan sekolah Inggris di Muradabad. Kedua, mendirikan The Scientific Society (Translation Society) sebagai lembaga penerjemahan ilmu pengetahuan modem ke dalam Bahasa Urdu. Ketiga, membentuk Panitia Dana Pembentukan Perguruan Tinggi Islam. Keempat, mendirikan Sekolah Muhammedan Anglo-Oriental College yang berkembang menjadi Muslim University of Aligarh.

Akhirnya penulis menyimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi intelektual muslim itu menuntut mereka untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang membawa hawa baru dalam pendidikan Islam. Kemudian untuk menjaga citra umat Islam sendiri hendaknya selalu mengedepankan sikap positif thinking.