Pengaruh perkawinan usia muda terhadap pendidikan anak dalam keluarga: Studi kasus di Kelurahan Kademangan Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso

ABSTRAK

Perkawinan merupakan sesuatu yang sakral atau suci dan suatu peristiwa yang besar pengaruhnya bagi kelangsungan kehidupan seseorang. Dengan perkawinan seseorang akan mampu menciptakan sejarah kehidupan sendiri karena adanya garis keturunan yang akan meneruskan cita-cita dan sejarah keluarga dan perkawinan juga menimbulkan kebahagiaan hidup sebagaimana dijelaskan dalam A!-Qur’an bahwa perkawinan dapat memberikan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan dengan terbentuknya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Namun dibalik itu juga ada peristiwa bahwa perkawinan dapat menimbulkan bencana. Hal ini terjadi terutama bagi mereka yang melangsungkan perkawinan dalam usia muda baik menurut لالا No 1 Tahun 1974 (laki-laki berumur dibawah 19 Tahun dan Permpuan 16) maupun menurut agama Islam kesiapan baik fisik maupun psikis dalam pembinaan anak. Semakin siap psikis dan fisik seseorang maka semakin bagus kemungkinannya dalam mendidik anak keturunannya.

Tujuan penelitian ini meliputi : pertama, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perkawinan usia muda terhadap pendidikan anak kedua untuk mengetahui faktor yang mendorong perkawinan usia muda ketiga Untuk mengetahui orang tua yang kawin muda terhadap kelangsungan pendidikan anaknya.

Untuk mendapatkan data yang kongkrit penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui interview observasi dan dokumentasi dengan mengunakan analisa deskriptif kualitatif. Dengan jenis data primer diambil dari 20 responden. Sejak awal penelitian semua responden adalah perempuan. Dalam pengumpulan data dilapangan penekanan diletakkan pada kelengkapan data sesuai dengan tujuan penelitian dan tidak pada jumlah responden. Data sekunder didapatkan melalu wawancara dengan tokoh masyarakat, kepala kelurahan, kepala KUA. Sebagai kelengkapan data, disajiakn pula beberapa tampilan kuantitatif terutama yang berkaitan dengan karekteristik demografi dan alasan responden melakukan kawin muda.

Dengan demikian hasil penelitian ditemukan mayoritas pelaku kawin muda berpendidikan rendah Faktor-faktor yang menpengaruhi perkawian usia muda adalah: (1) Masih kuatnya tradisi kawin muda masyarakat setempat (2) Rendahnya perekonomian keluarga (3) Rendahnya tingkat pendidikan orang tua, dimana 40% dari pelaku perkawinan usia muda melakukan perkawinan atas kehendak keluarga (orang tua).

Dari data dilapangan didapatkan informasi di Kelurahan Kademangan khususnya di lingkungan Kampung Arab banyaknya kasus pencurian umur oleh orang tua karena mereka ingin cepat mengawinkan anaknya supaya tidak menjadi perawan tua.

Pengaruh orang tua yang melangsungkan perkawinan pada usia yang relatif muda, dalam hal tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga khususnya mengasuh anaknya masih kurang dan perkawinan usia muda Itu berakibat pada kesehatan anak dan ibu. Sebagaimana terlihat pada contoh kasus penelitian ini.

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa pekawinan usia muda banyak meninbulkan dampak negatif daripada dampak positif. Dari segi kesehatan misalnya, perkawinan usia muda dapat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan anak. Meningkatnya pertumbuhan penduduk, kawin muda memberikan kesempatan pada wanita untuk melahirkan jumlah anak lebih banyak dan disamping ini secara psikologis remaja yang menikah muda belum mencapai kematangan emosi dan kedewasaan diri. Sedangkan dalam bidang pendidikan banyak sekali orang tua yang tidak mengerti pola asuh yang baik dan juga dari kalangan siswa atau pelajar yang berhenti atau drop out dari sekolah, sehingga menyebabkan pendidikan mereka terbengkalai.