Waris, Waris (2002) Muhammadiyah dalam perspektif pemahaman keislaman. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
97110385.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (18MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Ajaran agama Islam di Indonesia sangatlah syarat dengan aliran-aliran animisme, dinamisme dan terpengaruh oleh ajaran agama Hindu juga agama Budha. Semenjak itulah tepatnya pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H (bertepatan tanggal 18 November 1912 M) Muhammadiyah diresmikan menjadi organisasi persyarikatan dan berkedudukan di Yogyakarta, dipimpin lansung oleh K.H. Ahmad Dahlan.
K.H. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai upaya penyempurnaan pemikiran beliau dalam melaksanakan Islam dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya.
Melalui tulisan ini,penulis mencoba menancapkan tombak analisis untuk menguak potensi strategis dalam perspektif pemahaman keislaman. Dengan anggapan,bahwa pemahaman keislaman mempunyai korelasi dan peran strategis. Perbedaan dalam pemahaman keislaman akan menjadi semacam penghalang untuk menuju persatuan pemahaman Islam di Indonesia. Sedangkan Islam adalah agama mayoritas yang menentukan nasib perjuangan dan perjalanan dalam bangsa ini. Agama merupakan landasan yang memperkuat persatuan dalam suatu negara. Bahkan lebih dari itu dengan pemahaman keislaman yang benar-benar murni tentunya sangat diharapkan oleh semua umat di dunia ini. Kesadaran akan perbedaan pemahaman akan menjadi duri penghalang yang sewaktu-waktu bisa menusuk,dan ini tentunya yang kita tidak inginkan.
Respek analisis Muhammadiyah dalam perspektif pemahaman keislaman ini oleh penulis,dengan menggunakan pendekatan study pustaka (library’ study approach) dengan segenggam metode yang ada. Dengan metode- metode yang ada yaitu antara metode deduksi,induksi dan komparasi.
Dari beberapa pemikiran rasio serta ikhtiar analisa yang telah dilakukan,penulis dapat katakan bahwa pemahaman merupakan landasan dasar bagi pilar-pilar penyangga demi terw ujudnya aktualisasi pemahaman keislaman. Prinsip keteguhan dan gigihnya dalam melaksanakan pemahaman adalah penopang utama dalam menegakkan ajaran Islam yang benar-benar mumi,dan ini tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun. Sebagai prinsip yang sangat mendasar sekali pemahaman keislaman,akan dapat diterjemahkan secara harmonis dan dinamis dalam praktek pemahaman keislaman apabila disana dibangun kesadaran akan pentingnya keislaman yang benar-benar mumi.
Animisme dan dinamisme merupakan penyakit dalam Islam yang mana pemahaman ini masih melekat dalam diri masyarakat dan perbuatan semasa nenek moyang mereka dulu masih dijalankan. Untuk mengkikis habis dan menuntaskan permasyalahan ini maka perlu suatu metode yang tentunya dengan memberikan pemahaman keislaman yang benar serta bersumber kepada ٨1-Qur'an dan As-Sunnah. Islam yang mempunyai landasan yang sangat kuat tentunya dapat memecahkan persoalan ini dengan mudah dan benar. Islam sebagai agama yang mempunyai misi rahmatan lilalamin yang berdimensi universal,kosmopolit/dan entemal dalam setiap gerak permasalahan manusia, tidak menghendaki adanya taqlid buta dan superioritas dalam setiap keberadaan yang dihasilkan oleh proses analisa akal dan nalar manusia. Sebab setiap arahan pikiran dan kebenaran yang dipeganginya, selama ia masih bersifat interprestatif, baginya berlaku hukum- hukum eksistensial manusia yang mempunyai kapasitas relatif, nisbi dan terbatas.(Qs.Al-Isra':85).
Demikian pula pemahaman yang mana setiap waktu akan mengalami perubahan sesuai dengan waktu dan kondisi pada masa itu. Dalam artian yang sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma-norma agama yang masih mengikatnya sebagai dasar hukum. Perbedaan pemahaman tentunya boleh- boleh saja akan tetapi tidak mencampur aduk pemahaman yang telah ditentukan sehingga tidak salah tafsir dalam melaksanakan ajaran Islam yang sebenarnya. Maka dari ini,perspektif pemahaman keislaman di harapkan menjadi gula yang memanisi etika pemahaman keislaman yang benar-benar murni.
Begitulah selanjutnya, pemahaman keislaman memberi kontribusi nilai- etik bagi kelangsungan prinsip-prinsip pemurnian ajaran Islam.
Namun demikian,setelah dilakukan analisa tentang pemahaman keislaman,maka ada sekelompok yang menentang tentang pemahaman ini yaitu kelompok tradisionalLs. Biar demikian perbedaan tentang pemahaman tentu sudah biasa itulah kebesaran Allah SWT,bukankah perbedaan itu adalah suatu rahmat-Nya.
Akhirnya, penulis berkesimpulan bahwa dengan adanya pemahaman keislaman yang berbeda tentunya akan mengembangkan pemikiran ummat Islam supaya kita lebih aktif ,kreatif,inovatif serta positif dalam pemikiran.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Usman, Muchlis |
Keywords: | Muhammadiyah; perspektif Muhammadiyah; pemahaman keislaman |
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Koko Prasetyo |
Date Deposited: | 18 Mar 2024 09:19 |
Last Modified: | 18 Mar 2024 09:19 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/62476 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |