Pesantren kilat sebagai alternatif untuk peningkatan pendidikan Agama: Studi Kasus di SLTP Islam Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kotamadia Malang

ABSTRAK

Secara garis besar tujuan pendidika Indonesia adalah untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya dirasa gagal jika dunia pendidikan Indonesia tidak dapat mewujudkan cita-cita atau tujuan tersebut.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa bertanggungjawab, kemasyarakatan dah kebangsaan.

Oleh karena itu adalah tugas pendidikan untuk menciptakan generasi- generasi yang tangguh, kuat dan memiliki kecerdasan, budi pekerti serta memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap perkembangan berbangsa dan bernegara. Cita-cita inilah yang dicita-citakan oleh pendidikan bangsa kita, pendidikan yang menciptakan manusia seutuhnya.

Untuk menciptakan manusia Indonesia seutuhnya pra-syarat yang harus ditempuh dan menjadi konsekuensi logis dari dunia pendidikan formal adalah pemberian materi pelejaran tentang pendidikan agama. Artinya bahwa pendidikan agama harus diberikan kepada anak didik semenjak usia dini, sehingga pondasi penciptaan manusia Indonesia seutuhnya akan semakin kuat. Sesuai dengan penjabaran dalam bab II pasal 4 tentang peran dan fungsi pendidikan dijelaskan dalam pasal 11 ayat 6 لالا RI tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan agama adalah merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik antuk dapat menjalankan peran yang memikat penguasaan pengetahuan khusus untuk ajaran agama yang bersangkutan.

Oleh karena itu untuk mencapai maksud yang diinginkan oleh UUSPN RI, keikutsertaan pendidik menjadi faktor pendukung dari pencapaian substansi pendidikan. Keikutsertaan pendidik di sini terutama bagi pendidik agama yang tentunya harus mendapat dukungan dari berbagai bagagi pihak tertuama kepala sekolah yang merupakan pemegang peran (police maker) terpenting dalam sekolah, keluarga sebagai tempat penempaan hasil-hasil yang didapat dari sekolah dan lingkungan di mana anak didik hidup, artinya bahwa lingkungan harus diciptakan secara kondusif untuk penciptaan suasana pendidikan semaksimal mungkin. Hubungan keluarga, pendidik dan lingkungan menjadi siklus terpenting dalam menciplakan manusia Indonesia seutuhnya.

Untuk membentengi moral generasi dari terpaan badai modersasi yang mempunya kecenderungan disalah tafsirkan oleh generasi sekarang, maka program Pesantrn Kilat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan pengetahuan agama generasi mendatang di sekolah.

Karena Pesantren Kilat hanya menjadi alternatif’ yang juga memiliki kelemahan, salah satunya adalah tingkat kontinuitas yang menjadi kendala karena memang beda dengan pondok pesantren yang mempunyai tingkat kontinuitas tinggi. Maka dari itu tidak akan pernah tercapai membentuk manusia Indonesia seutuhnya jika tanpa bantuan keluarga dan lingkungan. Sehingga tiga hubungan yang sinergis (berhubungan) menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan menyiapkan manusia Indonesia yang seutuhnya.

Dengan demikian, untuk mengetahui lebih lanjut hasil penelitian tentang Pesantren Kilat, penulis haturkan untuk membaca isi dari skripsi ini sampai tuntas, dan tidak parsial (sedikit-sedikit) sehingga tahu dan paham apa yang dimaksudkan oleh penulis. Amin.