Metode pengajaran bahasa asing (Arab-Inggris) di Kulliyyatul Muallimat Al-Islamiyyah Pesantren Putri Pondok Modern Gontor di Sambirejo Mantingan Ngawi Jawa Timur

ABSTRAK

Didalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, masalah belajar merupakan masalah yang paling pokok, yang berhasil tidaknya suatu tujuan pendidikan itu sangat ditentukan oleh bagaimana proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah itu dapat berjalan secara baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, belajar bahasa Asing (Arab-Inggris) sangat penting, karena bahasa Asing (Arab-Inggris) merupakan bahasa Internasional yang sangat digunakan dalam segala bidang, baik bidang ekonomi, teknologi, politik, kebudayaan dan sebagainya.

Bahasa Asing (Arab-Inggris) merupakan bahasa resmi di Pesantren Putri Pondok Modern Gontor. Dua bahasa ini diajarkan dan dibinakan kepada santri dengan metode-metode tertentu dan didukung disiplin berbahasa yang baik. Waktu yang digunakan untuk pengajaran bahasa Asing (Arab-Inggris) cukup banyak dan digunakan secara aktif dan intensif sehingga bahasa Asing yang dipelajari siswa membawa hasil yang memuaskan. Untuk membuktikan kebenaran anggapan sementara tersebut, perlu diadakan penelitian tentang metode pengajaran bahasa Asing (Arab-Inggris) yang digunakan oleh Pesantren Putri Pondok Modem Gontor.

Skripsi yang penulis beri judul: Metode Pengajaran Bahasa Asing (Arab- Inggris) Di Kulliyyatul Mu’allimat Al-Islamiyyah Pesantren Putri Pondok Modem Gontor ini bertujuan untuk mengetahui tujuan pengajaran bahasa Asing, materi pengajaran bahasa Asing dan metode pengajaran bahasa Asing (Arab-Inggris).

Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan pendekatan yaitu pendekatan teoritis dan pendekatan empirik, dengan mengadakan penelitian langsung ke obyek penelitian yaitu Pesantren Putri Pondok Modern Gontor di Sambirejo Mantingan Ngawi.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dipergunakan teknik pengumpulan data dengan metode obsenasi, interview dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisis data yang telah terkumpul dipergunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode deduktif dan induktif.

Hasil yang diperoleh dari studi ini dapat disimpulkan sebagai berikut: tujuan pengajaran bahasa Asing (Arab-Inggris) di Pesantren ini ada perbedaan, tetapi perbedaan itu sangat sedikit. Adapun tujuan pengajaran bahasa Arab adalah pertama, sebagai alat. Maksudnya pengajaran bahasa Arab disini adalah untuk membantu tercapainya pengajaran di Pesantren ini secara keseluruhan, karena mengingat hampir semua literatur pelajaran agamanya dengan bahasa Arab, untuk menjalin ukhuwah Islamiyyah di lingkungan keluarga Pondok Modern, dan agar para siswa bisa belajar dan memahami isi Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidupnya. Kedua, pengajaran bahasa Arab sebagai skill (kecakapan), maksudnya diharapkan dengan pengajaran bahasa Arab ini para siswa menjadi ahli-ahli bahasa Arab yang mempunyai 4 kemahiran yaitu kemahiran menyimak, berbicara, membaca dan menulis, sehingga menjadi guru bahasa Arab yang baik. Dan tujuan pengajaran bahasa Inggris adalah dengan menguasai bahasa Inggris diharapkan para siswa bisa memahami literatur yang berbahasa Inggris dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, dapat bergaul di dunia Internasional nantinya dan dapat pula berkomunikasi dengan bahasa Inggris.

Sedangkan materi pengajaran bahasa Asing (Arab-lnggris) di Pesantren ini kalau dikelompokkan, secara umum ada 5 yaitu, al-kitabah (writing), al-muhadatsah (speaking), al-qiro’ah 9reading), al-qowaid (grammar) dan komposisi (al-insya’)٠ Untuk metode pengajaran bahasa Asing (Arab-lnggris) di Pesantren ini menggunakan metode gabungan dari metode-metode yang ada, dan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan. Diantara metode yang sering digunakan oleh para guru bahasa Asing adalah metode ceramah. Lisan, eksperimen & demonstrasi, hafalan, dan latihan. Keberhasilan siswa dalam pengajaran bahasa asing, bukan hanya dengan metode-metode diatas, tetapi didukung pula dengan kedisiplinan serta pembiasaan siswa dalam berkomunikasi bahasa asing dengan menciptakan bi’ah lughowiyah (bi’ah ‘arobiyah/injiliziyah). Ini dibuktikan dengan pengalaman dan observasi penulis sendiri, bahwa siswa yang baru 3 sampai 4 bulan tinggal di pondok sudah bisa berbicara bahasa asing terutama bahasa arab dalam sehari-harinya. Padahal kalau diteliti secara cermat, rata-rata siswa di Pesantren ini berasal dari SMP dan SD yang sama sekali belum mengenal bahasa Arab.