Hubungan antara pernikahan dini dengan gaya mendidik anak di Desa Puhsarang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri

ABSTRAK

Dalam pembentukan keluarga baru, pasangan suami istri dianjurkan betul-betul sudah matang pribadinya. Kematangan kepribadian dapat dicapai pada usia-usia tertentu. Untuk mewujudkan keluarga bahagia lahir batin, mawaddah wa rahmah adalah tujuan pernikahan dalam Islam. Hal ini tidaklah mudah, disamping masin-masing anggota keluarga harus menyadari tentang tujuan pernikahan juga harus mempunyai kesiapan baik fisik maupun psikisnya. Karena hal itu akan berhubungan dengan gaya mendidik anak- anaknya, sedangkan pendidikan itu sendiri sangat penting bagi kehidupan anak.

Berdasarkan atas pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka dalam penulisan ini penulis tertarik untuk mengkaji data dengan sebuah judul ،، Hubungan Antara Pernikahan Dini Dengan Gaya Mendidik Anak di Desa Puhsarang Kecamatan Semen Kabupaten Kediri

Adapun pengkajian ini dimaksudkan : 1) untuk mengetahui faktor-faktor penyebab adanya pernikahan dini, 2) untuk mengetahui gambaran gaya mendidik anak pada pasangan pernikahan dini di desa Puhsarang, 3) untuk mengetahuihubungan antara pernikahan dini dengan gaya mendidik anak di desa Puhsarang.

Untuk mencapai tujuan diatas penulis mengunakan dua pendekatan yaitu pendekatan teoritis dan pendekatan empiris yang mana pendekatan teoritis disajikan dalam bab pertama dan bab kedua yang masing-masing membahas pendahuluan dan tinjauan teoritis, sedangkan pendekatan empiris disajikan pada bab ke tiga dan ke empat.

Sedangkan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis mengunakan metode angket, interview, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, penulis mengunakan tekhnik Chi kwadrat. Untuk Chi Kwadrat mengunakan rumus:

X^2= ∑〖(f_0-fh)〗^2/fh

Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara pernikahan dini dengan gaya mendidik anak. Pada usia yang masih dini, menurut psikologis mereka masih labil dalam bertindak dan masih sulit untuk terikat dengan aturan-aturan rumah tangga sehingga hubungan itu rentan dengan perselisihan. Mereka yang masih dalam kategori anak-anak yang sedang tumbuh rcinaja tentu mempunyai persepsi tentang keidealan yang berbeda dengan perseps tentang keidealan bagi orang dewasa, termasuk dalam memilih gaya mendidik yang dilaksanakan terhadap anaknya dalam lingkungan keluarga.

Sedangkan pernikahan dini disebaoktn oleh dua faktor yaitu faktor intern, diantaranya kekhawatiran orang tua kepada anak karena gaya pergaulan yang terlalu bebas, perasaan takut yang menghantui orang tua jikalau anaknya tidak dapat menemukan jodohnya (perawan tua), keinginan orang tua agar anaknya cepat mapan. Sedangkan faktor ekstern diantaranya yaitu budaya atau pola sosial masyarakat yang menganggap menikah muda suatu hal yang biasa, kemajuan teknologi sehingga anak bebas memperoleh berbagai informasi tentang seks, gaya pacaran yang tidak sesuai dengan norma-norma agama, sosial, atau kesehatan. Karena anak belajar dari keteladanan yang diberikan oleh orang tua. Seperti dari hasil pcnclitan bahwa pasangan yang dulunya melaksanakan pernikahan dini baik dalam kondisi yang siap maupun yang tidak siap masih belum bisa memilih gaya mendidik yang sesuai dengan anak-anaknya. Adapun saran-saran bagi orang tua supaya tidak mengawinkan anaknya yang belum cukup umur, bagi pemerintah agar dapat memberikan pengarahan tentang Undang- undang Perkawinan No. 1 / 1974 secara baik dan benar, dan sebaiknya bagi para pemuda pemudi tidak cepat-cepat melaksanakan pernikahan dini, begitu juga bagi masyarakat agar merubah sedikit demi sedikit tradisi pernikahan tersebut, karena banyak menimbulkan hal-hal yang negatif.