Konsep dan aktualisasi pendidikan progressif-pragmatis John Dewey

ABSTRAK

Pendidikan merupakan alat yang paling efektif untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Perbincangan tentang format pendidikan pun menjadi diskursus para ahli dan pemerhati masalah pendidikan. Hal ini dikarenakan oleh sasaran ataupun pelaku dari pendidikan itu adalah manusia. Sebagai sasaran dan pelaku pendidikan, manusia dikaruniai alat pikiran untuk berkreasi guna menumbuhkembangkan daya, cipta, rasa, dan karsanya serta segala potensi yang dimilikinya sesuai dengan situasi, kebudayaan manusia, dan perubahan sosial yang terjadi.

Diskursus tentang format pendidikan akhirnya melahirkan berbagai macam aliran filsafat pendidikan dengan tokohnya masing-masing. Salah satu dari aliran filsafat pendidikan tersebut adalah aliran progressif-pragmatis dengan tokohnya yang bernama John Dewey. Filsafat pendidikan progressif-pragmatis adalah salah satu jenis dari filsafat progressif. Filsafat ini berpandangan bahwa sesuatu itu dikatakan mempunyai nilai apabila dapat mendatangkan manfaat atau faedah. Dalam dunia pendidikan, aliran ini mempunyai teori yang berbunyi ،،education is the process without end” (pendidikan itu adalah suatu proses yang tiada akhir). Aliran ini muncul pada awal abad ke XX yang diperkenalkan oleh Charles Priece dan disponsori serta dikembangkan oleh John Dewey. Dewey memberikan andil yang cukup besar dalam pengembangan pendidikan sepanjang abad ke XX. Deweylah yang mampu membuat arah reformasi pendidikan semakin jelas dan sebagai peletak fondasi pendidikan progressif. Ide-idenya yang segar dalam pendidikan banyak diikuti oleh negara- negara maju terutama Amerika Serikat. Sehingga tidak heran jika ia mendapat julukan ،،Raksasa Liberalisme Pendidikan”. Hal ini dikarenakan ia sangat menekankan alam demokrasi dalam pendidikan. Penciptaan ruangan kebebasan anak didik yang besar dan penekanan pengalaman dijadikan porsi utama dalam konsep pendidikannya. Berpijak dari sosok besar dan kekaguman penulis terhadap Dewey, penulis ingin mengulas dan mendiskripsikan ide-ide segamya dalam dunia pendidikan ke dalam sebuah karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul Konsep dan Aktualisasi Pendidikan Progressif-Pragmatis John Dewey.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan konsep pendidikan Dewey. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah: (1) bagaimanakah konsep pendidikan progressif- pragmatis Jolin Dewey ? dan (2) Bagaimana aktualisasi konsep pendidikan progressif-pragmatis John Dewey dalam pendidikan dewasa ini khususnya di Indonesia ? Pembahasan permasalahan pada penulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan konsep dan aktualisasi pendidikan progressif-pragmatis yang dikembangkan oleh John Dewey.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif sehingga hasil penelitian ini bukan berupa angka-angka (kuantitatif) melainkan berupa intepretasi dan kata-kata. Pengumpulan data-data dilakukan dengan menggunakan tehnik library research dengan membaca buku-buku primer maupun sekunder yang berkaitan dengan obyek penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Data-data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan metode content analysis (analisa isi) yaitu dengan cara memilah-milah data yang terkumpul untuk dianalisa isinya sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh penulis kemudian diambil suatu kesimpulan. Selanjutnya pembahasan skripsi ini diuraikan dengan menggunakan beberapa pendekatan yaitu: pendekatan deduksi, induksi, komparasi, relasional, interpretasi, dan filosofik pragmatisme.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia banyak menggunakan sistem pendidikan yang dikembangkan oleh John Dewey. Terbukti dengan diterapkannya konsep-konsep pendidikan progressif-pragmatis John Dewey. Di antaranya adalah (1) penerapan konsep pendidikan seumur hidup pada pendidikan dewasa ini, yaitu termaktup dalam: (a) laporan komisi internasional yang dipimpin oleh Edgar Faure yang diterbitkan oleh UNESCO (1972) yang berisi 6 rekomendasi salah satu diantaranya konsep pendidikan seumur hidup, (b) khusus di Indonesia terdapat pada ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 Jo. dan ketetapan MPR No. IV/MPR71978 tentang pendidikan berlangsung seumur hidup., (2) penerapan metode CBSA (cara belajar siswa aktif) yang menekankan pusat pendidikan pada anak didik (child centered) sebagai subyek pendidikan dengan penggunakan metode problem solving dan metode discovery-inquiry., (3) penerapan konsep link and macth. Konsep ini dicanangkan oleh Bapak Wardiman Joyonegoro.

Pada bagian akhir penulisan ini berisi tentang kesimpulan yang mengatakan bahwa konsep dan aktualisasi pendidikan progressif-pragmatis John Dewey menggunakan beberapa azaz yaitu: Azaz kebebasan, azaz kooperatif, azaz pengalaman, azaz kontinuitas, dan prinsip ego yang berorientasikan kepada pandangan hakekat manusia sesungguhnya (perspektif anthropologi) dalam hal ini adalah anak didik sebagai subyek dalam pendidikan. Di samping itu juga disarankan agar pendidikan dasarkan pada pengalaman sendiri dan kebutuhan masyarakat dengan penanaman sikap mencari (couriesity), kreatif, aktif, dinamis, dan inovatif sehingga anak didik mampu mendapatkan sendiri solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Yang pada akhirnya bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat di sekitarnya.