Peran perempuan antara domestik dan publik: Diskursus feminisme dan Islam

ABSTRAK

Fakta kehidupan dalam masyarakat kita ada akar sejarah panjang dominasi laki٠laki atas perempuan dalam sebagaian besar sektor yang dibangun atas dasar tantangan yang timpang. Yaitu tatanan nilai dimana laki-laki ditempatkan sebagai pihak superior dihadapan perempuan yang inferior. Berabad-abad tatanan ini cukup mapan dan dianggap sebagai sesuatu yang alamiah bahkan oleh kaum perempuan sendiri. Hal ini dapat dipahami karena pemapanan struktural ini dikemas sedemikian rupa.

Diakui atau tidak, realita yang terjadi dalam kehidupan sosial serta dari tradisi yang berkembang masih saja menganggap dan menjadikan perempuan sebagai makhluk yang sekunder, selalu di bawah kekuasaan laki-laki. Dengan demikian secara obyektif dapat dikatakan bahwa dari zaman-kezaman perempuan hampir selalu di tempatkan dalam wilayah kerja domestik dan sebaliknya laki-laki seolah-olah yang menguasai sektor publik. Sejarah panjang peradaban manusia membuktikan bahwa perempuan hanya memainkan peran sosial-ekonomi apalagi publik yang lebih kecil kalau dibandingkan dengan laki-laki. Peran domestik perempuan semakin menonjol, baik sebagai istri maupun ibu rumah tangga.

Studi gerakan feminisme, merupakan persoalan yang menyangkut hak, status, dan kedudukan perempuan di sektor domestik dan publik yang merupakan masalah pelik dan terus menjadi bahan perdebatan. Karena banyaknya ragam gerakan dan aliran feminisme yang bersumber dari beberapa disiplin ilmu, yang telah menimbulkan bermacam-macam teori tentang feminisme dan beragam corak gerakannya.

Skripsi ini bersifat penelitian kepustakaan murni, sebab data yang diambil adalah data kualitatif yang bersifat tekstual dari buku-buku, jurnal, makalah, artikel, majalah, dan literatur-literatur lainnya yang ada hubungannya dengan skripsi ini. Dengan menggunakan metode analisis sintesis yaitu gabungan antara dokumentasi, induktif, deduktif, dan kompratif dan pendekatan yang digunakan adalah analisis konsep.

Dalam skripsi ini akan penulis jelaskan gerakan feminisme yang sesuai dengan konsep Islam, sebab banyak dikalangan Islam yang menganggap gerakan feminisme itu menyalai kodrat penciptaan perempuan. Dan menguraikan sebenarnya pandangan Islam mengenai martabat perempuan. Sebab Islam sering dituding sebagai salah satu agama yang bias gender yang selalu menomor duakan perempuan dari pada laki-laki.

Perbedaan gender yang kemudian melahirkan peran gender sebenarnya tidak menimbulkan masalah, tetapi persoalannya adalah bahwa peran gender tradisional (perawat, pengasuh, pendidik dan sebagainya) dinilai lebih rendah dibanding peran gender laki-laki. Selain itu, peran gender ternyata menimbulkan masalah yang perlu digugat yakni ketidakadilan yang ditimbulkan oleh peran dan perbedaan-perbedaan gender tersebut. Ketidakadilan tersebut meliputi marginalisasi (pemiskinan ekonomi), subordinasi, stereotype (pelebelan negatifi), kekerasan dan sebagainya.

Di sisi lain. Islam sesungguhnya secara ideal normatif tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, apalagi mendiskriminasikan perempuan. Bahkan Islam membawah keselamatan dan kerahmatan seluruh alam (ruhmutan lil ulumiri> menempatkan pengangkatan derajat dan posisi perempuan sebagai bukti keutamaan. Perempuan yang pada masa jahiliyah tidak dihargai, dengan kedatangan Islam perempuan mendapatkan tempat terhormat, memperoleh pendidikan, dan terbukanya kesempatan yang lebih luas untuk aktualisasi dan pengambangan diri.