Latukau, Fata (2004) Sadisme Seksualitas sebagai alasan perceraian: Analisis atas pasal 39 Undang-Undang No.1 Tahun 1974. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
99211035.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Sebuah perkawinan salah satu tujuannya untuk meneruskan keturunan sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum ayat 21, serta pasal 1 undang- undang perkawinan No. 1 Tahun 1974 melalui hubungan seksual dengan tata cara yang ditentukan oleh Islam, Oleh karena itu antara suami istri sekalipun telah dihalalkan untuk berhubungan seksual, namun Islam telah mengajarkan etikanya Rasulullah SAW telah mengajarkan berbagai etika hubungan seksual yang sering kali tidak dinyatakan secara tekstual akan tetapi hanya dinyatakan dalam pengertian yang lebih halus.
Banyak sekali referensi yang menerangkan tentang hubungan seksual suami istri yang dihalalkan tentunya setelah akad nikah dilaksanakan, banyak cendikiawan muslim yang juga mempunyai pandangan tentang etika seksual suami istri dalam Islam. antara lain sebagai berikut: membaca basmalah, menghadup kiblat, berbicara di tengah jimak, istri berhias untuk suami dan sebaliknya, tidak boleh membicarakan rahasia suami istri, telanjang bulat ketika jimak, menciptakan nuansa kemesraan, jangan meninggalkan sebelum istri selesai, posisi jimak, mengulangi jimak dengan sekali mandi.
Walaupun Islam telah mengajarkan etika tersebut akan tetapi semua manusia mempunyai sifat, watak, karakter serta keinginan yang berbeda untuk mendapatkan kepuasan hubungan seksual dengan istrinya, dalam kehidupan sekarang terdapat berbagai permasalahan yang timbul dalam hubungan seksual khususnya antara jenis manusia, ada bebernpa bentuk penyimpangan seksual yang sering kali dilakukan oleh manusia diantaranya: suami menghayalkan wanita lain ketika sedang bersenggama dengan istrinya, masochisme, sadisme seksualitas, Fathisme, liwath, menyenggamai binatang, menyenggamai dubur istri. "
Penelitian ini adalah penelitian Conten analysis karena itu analisis semacam itu juga disebut analisis isi yaitu dilakukan untuk memecahkan masalah aktual yang ada pada permasalahan yang penulis teliti sebagaimana pendapat Wirodiharjc bahwa proses analisis, merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal permasalahan yang peneliti bahas, Adapun tujuan dan pada penyusunan skripsi ini adalah agar bisa mengetahui mengapa sadisme seksualitas bisa dijadikan sebagai alasan perceraian.
Dari masalah yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa perbuatan sadisme seksualitas terhadap istri baik dalam kehidupan individu, bermasyarakat, keluarga, maupun bernegara yang melanggar hukum belum mendapat perhatian khusus dan serius dari pemerintah, adapun perbuatan sadisme seksualitas bisa dijadikan sebagai alasan perceraian hal ini didasarkan atas alasan-alasan perceraian yang ditentukan dalam pasal 39 ayat 2 huruf d dan e Undang-undang perkawinan No.1 Tahun 1974.
Setelah dikemukakan sadisme seksualitas sebagai alasan perceraian maka penulis menyarankan (i) Diharapkan adanya reinterpretasi dari sumber ajaran qagama yang bias gender, serta dapat disosialisasikan (ii) Diharapkan kepada badan legislatif untuk merancang suatu Undang-Undang yang mengatur semua macam kekerasan terpenting lagi khususnya dalam masalah sadisme seksualitas dalam hubungan seksual suami istri.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Sumbulah, Umi |
Keywords: | sadisme seksualitas; perceraian |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Nada Auliya Sarasawitri |
Date Deposited: | 30 Jan 2024 09:18 |
Last Modified: | 30 Jan 2024 09:18 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/61330 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |