فعّالية استخدام الطريقة السمعية الشفهية لتنمية مهارة الكلام: بحث إجرائي في المدرسة منبع الصالحين المتوسطة الاسلامية سوجي - كرسيك

ABSTRAK

Kecakapan berbicara dalam pembelajaran bahsa kedua (Asing) termasuk bahasa Arab menempati posisi sangat signifikan, sehingga harus dibekalkan kepada setiap peserta didik –lebih-lebih pada era komunikasi global seperti sekarang ini. Pembelajaran kecakapan berbicara itu bahkan harus dibekarkan kepada peserta didik dalam tahap awal pembelajarannya terhadap bahasa kedua (Asing) termasuk pada pembelajaran bahasa Arab. Mahmud Kamil Naqah dan Rusdi Ahmad Thuaimah dalam bukunya yang berjudul “Metode-metode Pembelajaran Bahasa Arab bagi Pembicara selain Arab” menegaskan demikian. Meskipun demikian vital posisi kecakapan berbicara, namun peneliti mendapati melalui hasil wawancara dengan pengajar bahasa Arab pada kelas delapan G bahwa kebanyakan siswa kelas delapan G lemah dalam kecakapan berbicarannya, kurang keberaniannya dalam melakukan dialog mata pelajarannya.

Fakta ini juga dikuatkan dengan nilai hasil tes lihan bahasa Arab mereka dimana kebanyakan nilai mereka berada di bawah batas ketuntasan minimal dalam bidang studi bahasa Arab. Kemudian dengan melihat lokasi sekolah berada pada lingkungan pondok pesantren, dimana sedang mengusahakan keterciptaan lingkunagan berbahasa, sementara siswa kelas delapan G ini keseluruhannya adalah berasal dari anak penduduk setempat, tidak tinggal didalam ma’had yang di dalamnya ada aturan kewajiban mengunakan bahasa Arab dan beberapa kegiatan yang beroirentasi pada kecakapan berbicara bahasa Arab, dengan demikian ada perbedaan volume pengunaan bahasa Arab dalam percakapan antara kelas yang lain dan kelas G dan beberapa. Maka ini merupakan sebuah permasalahan yang cukup layak untuk dicarikan solusi tepatnya.

Selajutnya didasarkan masalah diatas, peneliti, dengan pertimbangan pengajar matapelajaran bahasa Arab, menghipotesikan penerapan Metode Audio- lingual sebagai solusi atas permasalahan kecakapan berbicara tersebut. Hipotesis tersebut peneliti ambil dengan pertimbangan: 1) Rusdi Ahmad Thuaimah dan Mahmud Kamil Naqah menegaskan bahwa pembelajaran bahasa Arab khususnya kecakapan berbicara sebenarnaya pelatiahan berbicara (mumarasah al-kalam), 2) dan dengan melihat bahwa metode Audio-lingual adalah sebuah metode yang mendasarkan pada latihan-latihan berbicara dengan porsi yang cukup banyak, selain mengaruskan peserta didik untuk menghafar materi pembelajaran.

Selanjutnya berdasarkan pada fakta permasalahan diatas, dirumuskan permasalahan atau rumusan penelitian ini adalah “Sejauh mana efektifitas penerapan metode Audio-lingual dalam meningkatkan kecakapan berbicara siswa kelas delapan G pada madrasah tsanawiyyah Mamba’us Sholihin tahun ajaran
2008-2009.

Dengan demikian hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa penerapan metode Audio-lingual akan meningkatkan kecakapan siswa dalam berbicara bahasa Arab.

Tujuan penelitian ini adalah adalah mendiskripsikan proses meningkatkan kecakapan berbicara bahasa Arab dalam hal ini kecakapan hiwar bagi siswa kelas delapan G madrasah tsanawiyyah Mamba’us Sholihin Suci Gresik.

Untuk mencapai tujuan itu, peneliti mengunakan ini rancangan penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dengan melibatkan data kualitatif dan kualitatif, dan berlangsung dua siklus. Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan Peneliti adalah observasi, dan angket, serta tes kecakapan berbicara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Audio-lingual terbukti efektif meningkatkan kecakapan berbicara siswa kelas delapan G tahun akademik 2008-2009 dengan melihat kenyataan: 1) Siswa belajar keterampilan berbicara dengan senang, semangat, dan keberanian mereka dalam berbicara meningkat, dan 2) Kemampuan siswa dalam kecakapan berbicara meningkat dengan dibuktikan dengan ketercapaian standar ketuntasan belajar minimal dalam bidang studi bahasa Arab. Bukti kuantitatifnya adalah hasil tes lisan seluruh siswa yang menunjukkan bahwa semua kelompok memperoleh skor dalam rentang lulus, artinya melebihi standar ketuntasan minimal pelajaran bahasa Arab yakni 6.5. dengan skor minimal yang diperoleh seluruh siswa 69.2 baik pada siklus pertama maupun kedua. Adapun dari aspek tes kecakapan berbicara yang berupa pengucapan diperoleh skor 79.2 --sebagaimana tabel II mengenai penafsiran skor yang diperoleh-- berarti bahwa metode ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kecakapan pengucapan bahasa Arab, yang berupa kosakata diperoleh skor 75.6 berarti bahwa metode ini cukup berpengaruh terhadap peningkatan kecakapan kosakata bahasa Arab, yang berupa kelancaran diperoleh skor 76.7 untuk tes siklus pertama, 81.1 untuk siklus kedua, berarti bahwa metode ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kecakapan kelancaran berbahasa Arab, dan yang berupa tata bahasa diperoleh skor 66.7 berarti bahwa metode ini cukup berpengaruh terhadap peningkatan kecakapan pengucapan bahasa Arab.

Dengan demikian secara umum dapat disimpulakan bahwa metode Audio- lingual sangat efektif untuk meningkatkan kecakapan berbicara bahasa Arab siswa kelas delapan G madrasah tsanawiyyah Mamba’us Sholihin Suci Gresik tahun pelajaran 2008-2009.

ABSTRACT

Speaking skill relating to the second language studying, including Arabic learning is the most important of it, that must be given to them, moreover, those who are in early stage of their studying of the secod language. It is completely fit to what Mahmud Kamil Naqah and Rusydi Ahmad Thuaimah say in their book in the title “Methods of educating Arabic language toward its Non-native speakers”. In spite of how significant of the position of the speaking skill in area of second language educating, but it’s a pity fact that the large number of students studying in G eight class of Islamic junior high school of Mamba’us Sholihin Suci-Gresik are in a low Arabic speaking skill rate as it are known through the interview of language instructor in the class.

According to the result of it, the instructor says that the most students are not fluently enough and also not so clear in producing their voice. And besides, the school its self is located in the middle of Moslem Boarding school area, in where it tries to create the second language environment.

Based on the problems, the researcher determines the audio-lingual method as a hypothesis of the research that wills solute the problem of the research. This method is taken as hypothesis because it (method) as Mahmud Kamil Naqah and Rusydi Ahmad Thuaimah say “the method refuses the practice and exercise, and also obligate the student to memorize the subject of studying. And then it is hoped the braveness of them to speaks and there is able be increase of the speaking skill.

Problem statement of this research is “How far the effectiveness of the application of Audio-lingual Method in increasing the speaking Arabic skill (Classroom Action Research in Mamba’us Sholihin Islamic junior high school Suci-Gresik)?”

So, the reseach head for describing how is the way to increase the ability of speaking skill, partikulary dialog skill of the second G class students of Mambaus Sholihin Islamic junior high school, Suci-Gresik..

This research used Classroom Action Research that consists of four steps: planning, acting, observation and reflection. Subject of this research was students studying in G eight class of Islamic junior high school of Mamba’us Sholihin Suci-Gresik in academic year 2008-2009. The instruments for this research were researcher him self, observation schedule, questionnaire, and test.

Result of research indicate that applying of Audio-Lingual method proven effectivelly about the improving of speaking skill of student eight G class, in school year of 2008-2009 with the facts that 1) Student learn spaking skill with pleasure, high spirit, and their bravery in conversing become increasing, and 2) Ability of students in speaking skill being proved with the attainment of the learning minimize standard complete in the field of Arab Ianguage study. And its quantitative evidence are the results of oral tes toward all student. Where it indicated that all of them obtain the scores more then the minimal learning completely standar of the subject, namely 6.5. while minimum score obtaining by them is 69.2 both at the first cycle and the second one. Whereas, the scors of speaking skill test for detile are 79.2 for Phonation, and it --as table II, about the interpretation of obtained score-- means that the method has an effect so much on increasing the skill of students’s uttering of Arabic Ianguage speaking skill, and 75.6 for vocabulaty, it means that the method has an enough effect on increasing the skill of students’s vocabularies of Arabic Ianguage speaking skill, 76.7 for fluency’s scor at the first cycle’s tes and 81.1 for the second cycle’s test, both the scors mean that this method has an effect so much on increasing the skill of students’s fluency of Arabic Ianguage speaking skill, and 66.7 for structure’s scor, it means that the method has an enough effect so much on increasing the skill of students’s structure of Arabic Ianguage speaking skill.

The conclusion of research result is that the Audio-Lingual method is very effective to increase Arabic speaking skill of the students in class G, Islamic junior hogh school of “Mamba'us Sholihin”, Suci- Gresik, in academic year 2008-
2009.