Kedudukan perempuan dalam keluarga: Studi terhadap kitab 'Uqud al-Lujain

ABSTRAK

Menurut pandangan Islam laki-laki dan perempuan adalah sama, karena mereka kelompok umat manusia yang satu, atas dasar itulah maka dikeluarkanlah pertanggung jawaban syara' serta dipersamakan hak dan kewajiban atas mereka. Dalam Islam terdapat beberapa petunjuk tentang hak dan kedudukan perempuan dalam keluarga, baik dalam kedudukan sebagai suami-isteri, kedudukan dalam bidang ekonomi, dan dalam sosial kemasyarakatan. Emansipasi perempuan dalam Islam sebenarnya bukan masalah baru, sebab begitu Islam lahir telah membawa ajaran-ajaran yang memberikan persamaan hak dan kewajiban antara perempuan dan laki-laki sesuai dengan naluri kodratnya. Persamaan hak yang dimaksud adalah terhadap bidang tertentu, tidak dalam segala hal, sebab dalam kehidupan ada keterkaitan kodrati yang dimiliki oleh perempuan, dimana hal itu tidak dimiliki oleh kaum laki-laki seperti mengandung, melahirkan anak Wewenang dan tanggung jawab yang sejalan dengan kodrat kemanusiaan. Dalam skripsi ini, penulis membahas Kedudukan Perempuan dalam Keluarga (Studi Terhadap Kitab 'Uqud al-Lujain). Sedang tujuan pembahasannya adalah untuk mengetahui bagaimana latar belakang pengarang kitab 'Uqud al-Lujain, untuk mengetahui kedudukan perempuan dalam kitab 'Uqud al-Lujain, dan mengetahui relevansi kitab 'Uqud al-Lujain tentang kedudukan perempuan dalam keluarga dihubungkan dengan Undang-undang Perkawinan No 1 tahun 1974.

Adapun metode pembahasan dalam skripsi ini, penulis menggunakan mctode pengumpulan dan pengolahan data. Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan adalah metode dokumentasi dan pengolahannya menggunakan pendekatan Historis. Sedangkan analisis datanya yang digunakan adalah analisis deskriptif dan content analysis / kajian isi.

Pada akhir skripsi ini dikemukakan beberapa kesimpulan, yang secara teoritis (sebagai intisari dari hasil analisis yang disadur berdasarkan pendapat dari beberapa literatur) disamping itu juga, dirumuskan beberapa saran yang diangggap penting, adapun kesimpulannya adalah dalam struktur masyarakat keluarga perempuan menempatkan dirinya dalam posisi strategis atau kontrasnya sesuai dengan perspektif yang digunakan. Posisi strategis perempuan berada dalam ruang lingkup keluarga yang memilah dengan tegas berbagai fungsi dalam keluarganya. Dari sisi lain, dalam kultur masyarakat tertentu sangat ketat sehingga lebih tepat dinyatakan dalam batas sub ordinat. Belum lagi kewajiban memegang komitmen untuk mematuhi suami sebagai kepala rumah tangga. Dalam kitab 'Uqud al-Lujain disebutkan bahwa isteri yang baik adal ah yang dapat menjaga keharmonisan rumah tangganya dan dapat menjaga dirinya dari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa. Disamping itu juga, Islam membolehkan kepada kaum perempuan memasuki beberapa aktivitas di luar rumah asal tugasnya diselaraskan dengan sifat-sifat dan kodrat mereka dan tidak meninggalkan kewajiban-kewajiban sebagai ibu rumah tangga serta tetap memperhatikan hukum-hukum yang ditentukan agama. Dalam menghadapi berbagai kesibukan hendaklah suami-isteri harus mampu menentukan skala prioritas, manakah yang harus terlebih dahulu dikerjakan. Keduanya harus ada, bahwa rumah tangga harus lebih diprioritaskan terlebih dahulu, baru kemudian aktifitas lainnya.