Hafidh, Muhammad (2023) Analisis yuridis putusan Onvoldoende Gemotiveerd pada perceraian yang terhubung harta bersama: Studi kasus Putusan Nomor 1904 K/Pdt/2007. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
19210190.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
ABSTRAK
Pengadilan Tinggi Semarang dalam putusannya Nomor 205/PDT/2006/PT.SMG tentang gugatan wanprestasi terkait pembayaran utang suami istri dalam situasi ketidakharmonisan rumah tangga telah berkekuatan hukum tetap, namun putusan tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Agung karena dianggap onvoldoendee gemotiveerd. Ketidakjelasan pertimbangan hukum dalam putusan tersebut menciptakan ketidakpastian hukum dan mengancam perlindungan hukum bagi pihak yang terlibat, sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan di masa depan dalam kasus serupa. Penelitian ini memfokuskan pada analisis perbedaan pertimbangan hukum antara Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi dalam menentukan tanggung jawab pembayaran utang tersebut.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan kasus. Bahan hukum yang digunakan berupa bahan hukum primer dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 1904 K/Pdt/2007. Adapun tahap pengolahan bahan hukum melalui pemeriksaan, pengklasifikasian, dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mahkamah Agung membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Semarang karena dianggap kurang pertimbangan hukum dan menguatkan putusan Pengadilan Negeri Semarang yang memutuskan bahwa utang tersebut merupakan tanggung jawab bersama suami dan istri. Mahkamah Agung telah sesuai dengan teori kepastian hukum Gustav Radbruch tentang kewajiban pembayaran utang selama perkawinan dengan menjadikan utang tersebut sebagai tanggung jawab bersama suami dan istri dengan merujuk Pasal 35 dan 36 Undang-Undang Perkawinan. Dengan demikian, pihak istri yang menganggap bahwa tanggung jawab utang hanya dibebankan pada suami tidak dapat diakui.
ABSTRACT
Semarang High Court in its decision Number 205/PDT/2006/PT. SMG regarding the tort lawsuit related to the payment of conjugal debts in a situation of domestic disharmony has permanent legal force, but the decision was overturned by the Supreme Court because it was considered onvoldoende gemotiveerd. The vagueness of legal considerations in the ruling creates legal uncertainty and threatens legal protection for the parties involved, which may affect future decision-making in similar cases. This study focuses on analyzing the differences in legal considerations between the District Court and the High Court in determining the responsibility for repayment of these debts.
This research isbased onnormative legal research using a case approach. The legal material used is in the form of primary legal materialfrom Law Nomor 1 of 1974 concerning Marriage and Supreme Court Decision Number 1904 K / Pdt / 2007. The processing stage of legal materials goes through examination, classification, and conclusion.
The results showed that the Supreme Court overturned the decision of the Semarang High Court because it was considered to lack legal considerations and upheld the decision of the Semarang District Court which ruled that the debt was a joint responsibility of husband and wife. The Supreme Court has conformed to Gustav Radbruch's theory of legal certainty regarding the obligation to repay debts during marriage by making the debt a joint responsibility of husband and wife by referring to Articles 35 and 36 of the U of Marriage. Thus, the wife's side who perceives that debt responsibility is only imposed on the husband cannot be recognized.
مستخلص البحث
تتمتع محكمة سيمارانج العليا في قرارها رقم 205/PDT/2006/PT.SMG بشأن دعوى قضائية لخرق العقد فيما يتعلق بسداد ديون الزوج والزوجة في حالة التنافر المنزلي بقوة قانونية دائمة، ولكن تم إلغاء القرار من قبل المحكمة العليا في سيمارانج. المحكمة العليا لأنها اعتبرت onvoldoende gemotiveerd. إن الاعتبارات القانونية غير الواضحة في القرار تخلق قانونًا قويًا وتهدد الحماية القانونية للأطراف المعنية، بحيث يمكنها التأثير على القرارات المستقبلية في قضايا مماثلة. يركز هذا البحث على الاختلافات في تحليل الاعتبارات القانونية بين المحكمة الجزئية والمحكمة العليا في تحديد المسؤولية عن سداد الديون.
تم تضمين هذا البحث في البحث القانوني المعياري باستخدام نهج الحالة. المواد القانونية المستخدمة هي المواد القانونية الأولية من القانون رقم 1 لعام 1974 بشأن الزواج وقرار المحكمة العليا رقم 1904 K/Pdt/2007. تشمل مراحل معالجة المواد القانونية الفحص والتصنيف والاستنتاجات.
تظهر نتائج البحث أن المحكمة العليا ألغت قرار محكمة سيمارانج العليا لأنه اعتبر أنه يفتقر إلى الاعتبار القانوني وأيدت قرار محكمة منطقة سيمارانج التي قررت أن الدين هو مسؤولية مشتركة بين الزوج والزوجة. وقد اتفقت المحكمة العليا مع نظرية اليقين القانوني التي وضعها غوستاف رادبروخ فيما يتعلق بالالتزام بدفع الديون أثناء الزواج بجعل هذه الديون مسؤولية مشتركة بين الزوج والزوجة من خلال الرجوع إلى المادتين 35 و 36 من قانون الزواج. وبالتالي لا يجوز الاعتراف بالزوجة التي تظن أن مسؤولية الدين لا يتحملها إلا الزوج.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Sholehudin, Miftahus |
Keywords: | mahkamah agung; onvoldoende gemotiveerd; harta bersama; supreme court; onvoldoende gemotiveerd; common treasure; المحكمة العليا ;جوهرة أونفولدويندي ;الملكية المشتركة |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012824 Harta Bersama (Matrimonial Property) |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Muhammad Hafidh |
Date Deposited: | 27 Dec 2023 11:17 |
Last Modified: | 27 Dec 2023 11:17 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/59311 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |