Marzuqoh, Laili (2009) Pandangan Ulama terhadap Sistem Jual-Beli Nebas Tambak: Studi kasus di Desa Pangkah Wetan Ujung Pangkah Gresik. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
04210050.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (997kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK
Suatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan budaya manusia adalah perkembangan, apalagi dalam masalah muamalah rentan sekali menngalami perkembangan. Pada masa sekarang ini ada berbagai macam jual- beli, termasuk di dalamnya adalah jual-beli dengan sistem tebasan.
Agar penelitian berjalan dengan lancar, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang di pakai dalam penelitian ini adalah studi lapangan. Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisa dengan diberikan penilaian dengan metode deskriptif kualitatif.
Jual-beli ikan yang masih berada di dalam tambak dengan acara borongan, tidak sesuai dengan syarat syahnya jua-beli, karena kualitas dan kuantitas barang tersebut tidak bisa dilihat secara langsung hanya mengandalkan perkiraan saja. Sedangkan syarat sahnya jual beli adalah keadaan barang jelas dan bisa di serahterimakan langsung ketika akad terjadi. Akan tetapi jual beli ikan yang masih berda di dalam tambak barangnya tidak bisa diserahterimakan langsung.
Menurut pendapat ulama’ Desa Pangkah Wetan, jual-beli ikan yang masih berada di dalam tambak adalah di perbolehkan, karena masalah ini dikiyaskan dengan hukum jual-beli kacang tanah yang masih ada dalam tanah. Menurut Ulama’ Malikiyah, Muhammad ibnu hasan, dan sebagian ulama’ syafi’iayah memperbolehkan menjual biji-bijian yang masih berada di dalam tanah, meskipun kemanfaatan bagi keduanya belum sempurna. Berdasarkan ini ulama’ desa pangkah wetan kemudian mengkiyaskannya dengan pendapat ulama’ mazhab tersebut. Akan tetapi qiyas tersebut belum tepat karena jika kacang yang berda didalam tanah tidak bisa berpindah temapat, akan tetapi ikan bisa berpindah- pindah tempat, karena menurut mereka keduanya memiliki illat yang sama, yaitu barang yang akan dijual sama-sama masih tidak jelas.akan tetapi dengan dikiyaskannya jual-beli nebas tambak dengan jual-beli borongan kacang tanah masih kurang tepat. Karena jika kacang tidak bisa berpindah-pindah tempat, akan tetapi ikan bisa berpindah-pindah tempat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Suwandi, Suwandi |
Keywords: | Ulama; Jual-Beli; Nebas Tambak |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana |
Date Deposited: | 21 Dec 2023 11:08 |
Last Modified: | 21 Dec 2023 11:08 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/58949 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |