Putusan Pengadilan Agama tentang gugat cerai karena suami menyeleweng di Kota Malang: Studi kasus di Pengadilan Agama Kota Malang

ABSTRAK

Menyeleweng merupakan salah satu Perbuatan yang dapat berdampak negatif bagi kerukunan rumah tangga yang sudah dijalin sekian lama yang akhirnya harus putus di tengah jalan, selama ini betapa kita tidak menyadari bahwa perbuatan suami yang selalu pacaran, menyeleweng, berselingkuh, poligami yang dilakukan di bawah tangan, diam-diam tanpa sepengetahuan dan seizin baik isteri maupun Pengadilan Agama, yang pada akhirnya mengakibatkan pihak isteri cemburu bahkan menjurus kepada syiqoq perselisihan, percekcokan, pertengkaran bahkan perceraian apa bila tidak bisa lagi didamaikan antara suami-isteri dalam rumah tangga. Sedangkan tujuan dari perkawinan adalah untuk membentuk rumah tangga bahagia dan kekal sebagaimana yang dikehendaki baik hukum islam maupun hukum positif, tetapi ternyata banyak di antara kita tidak mampu untuk melanjutkan dengan baik bahkan pada akhirnya harus putus di tengah jalan karena tidak mungkin lagi untuk melanjutkan dan mempertahankan untuk hidup bersama lagi yang akhirnya mau tak mau harus rela diputuskan melalui Pengadilan Agama yaitu perceraian.

Skripsi ini menggunakan metode penelitian lapangan field research yaitu penelitian mengenai Putusan Pengadilan Agama Malang tentang gugat cerai karena suami menyeleweng, yaitu terdiri dari jenis dan lokasi penelitian, subyek dan obyek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Adapun rumusan masalah dari skripsi ini terdiri dari: Bagaimana gambaran dari perbuatan menyeleweng yang dilakukan oleh suami, bagaimana proses gugat cerai karena suami menyeleweng di Pengadilan Agama Kota Malang, dan bagaimana putusan Pengadilan Agama Malang terhadap suami yang berbuat menyeleweng dengan wanita lain.

Dalam skripsi ini dibahas tentang laporan dari hasil penelitian yang terdiri dari contoh dari data-data yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Malang mengenai perbuatan menyeleweng yang dilakukan oleh suami dengan wanita lain yang digugat cerai oleh pihak isteri, kemudian proses gugat cerai karena suami menyeleweng, hal ini terdiri dari: Penetapan Majelis Hakim, Penetapan Panitera Pengganti, penetapan hari sidang, penetapan surat panggilan (Relaas) untuk penggugat maupun tergugat dan diakhiri dengan bagaimana pertimbangan hukum yang menjadi dasar dan yang digunakan oleh Hakim di Pengadilan Agama Kota Malang. Di dalam ketetapan Pengadilan Agama Malang dalam putusan terhadap gugat cerai karena suami menyeleweng harus memuat: Identitas kedua bela pihak, kemudian diterangkan tentang duduk perkaranya selanjutnya diterangkan mengenai dalil-dalil hukum yang menjadi dasar pertimbangan Hakim dalam setiap putusan.

Dari hasil penelitian penulis selama mengadakan penelitian di Pengadilan Agama Kota Malang, penulis menemukan hasil bahwa proses gugat cerai karena suami menyeleweng yang dalam hal ini diajukan oleh pihak: isteri, kemudian penetapan Majelis Hakim, penetapan Panitera Pengganti, penetapan hari sidang, proses pemanggilan baik penggugat maupun tergugat, berita acara persidangan, kemudian sampai putusan yang dikeluarkan oleh Hakim Pengadilan Agama Kota Malang telah sesuai dengan ketentuan dan prosedur dalam praktek-praktek perdata pada Pengadilan Aagama, hukum positif dan hukum Islam.