ترقية مهارة القراءة من خلال تدريس الاشتقاق الأصغر بأسلوب تكاملي بين الحفظ والتطبيق (بحث إجرائي في معهد المودّة السكينة المتكامل فونوروغو)

ABSTRAK

Sesungguhnya bahasa Arab merupakan bahasa jadian (derivatif). Sedang derivasi sendiri adalah proses menciptakan dan membuat yang baru dalam bahasa, maka dari satu akar kata atau satu materi, secara teoritis kita bisa mendapat lebih dari seribu kata dengan menambahkan elemen-elemen huruf, atau kata penunjuk atau kata ganti pada awal kata atau di tengahnya atau menambahkan di akhir kata tersebut. Bahkan Suyuthy pernah berkata bahwasanya ia menghitung standar-standar kata dalam bahasa Arab maka ia mendapatinya lebih dari seribu. Ini artinya bahwa apabila kita mengajarkan teori derivasi kata kepada siswa kemudian ia memahami satu akar kata dalam bahasa Arab, maka secara teoritis ia bisa memecah atau menderivasi dari satu kata menjadi seribu kata yang makna-maknanya tidak jauh dari makna awalnya yang terkandung dalam akar tiga huruf. Dan apabila ia memahami dua akar kata, maka ia bisa memecah dan memahami dua ribu kata. Sehingga dengan teori ini siswa memiliki kekayaan perbendaharaan bahasa yang dengan itu mereka mampu memahami teks dengan cepat tanpa berulang-ulang melihat pada kamus.

Maka dari itu, setelah melakukan pengamatan dan wawancara tentang hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa kelas VIII dalam membaca di Pesantren Terpadu al- Mawaddah as-Sakinah Village Ponorogo, Penelitian Tindakan Kelas yang oleh peneliti dibagi dalam siklus ini bertujuan untuk membuktikan sebuah hipotesa bahwasanya siswa mampu mengetahui perubahan makna seiring dengan perubahan bentuk kata dan kalimat, siswa mampu memilih gagasan-gagasan pokok dalam sebuah teks, dan siswa mampu memahami kalimat dan paragraf dengan tingkat kemampuan yang cepat apabila guru mengajarkan Isytiqaq Ashghar dengan metode integratif antara hafalan dan aplikasi kepada siswa.

Adapun hasil temuan penelitian ini yang pokok adalah : (1). Bahwasanya kemampuan siswa dalam membaca meningkat setelah dilaksanakan pembelajaran materi Isytiqaq Ashghar dengan metode integratif antara hafalan dan aplikasi dengan catatan bahwa guru mengajarkan materi tersebut kepada siswa dengan metode yang benar dan menarik sehingga semua siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. (2). Bahwasanya pencapaian terhadap indikator kemampuan memilih gagasan-gagasan pokok dalam teks lebih sulit dibanding dengan pencapaian terhadap indikator-indikator yang lain dalam kemampuan membaca.

Seyogyanya bagi guru Tata bahasa Arab agar mampu mengintegrasikan materi Isytiqaq Ashghar yang ada dalam ilmu Shorof (Morfologi) dengan ilmu Nahwu (Sintaksis). Karena ilmu Shorof semata tidak banyak memberi manfaat kepada siswa kecuali diaplikasikan ke dalam kaidah-kaidah Nahwu. Sehingga dengan begitu siswa terlatih dan mampu memahami perubahan-perubahan bentuk kata beserta maknanya yang ada dalam teks. Maka jelaslah bahwa belajar dengan berbuat lebih baik daripada belajar dengan hanya mendengar. Begitulah kata Confosius : “Apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat dan apa yang saya lakukan saya paham”.

ABSTRACT

Actually Arabic is derivative language. While derivation is a process to create and to make the new words in the language. So according to the theoretical, we can get more than one thousand words from one root of word by adding characters or pronoun in the front or in the middle or in the end of the word. Even Suyuthy said that he calculated the standard of word in Arabic language and he found it more than one thousand. It means, if we teach students the derivation theory of word, afterwards they understand one root of word in Arabic language, so according to the theoretical they can derivate from one word to one thousand words that it’s means is not far from the first mean that derivated from three characters. And if they understand two roots of word, so they can derivate and understand two thousands words. So that with this theory students have wealth of word and they can understand text or script quickly without opening the dictionary.

So that after observation and interview about the problems according to the students reading skill at eight class in Pesantren Terpadu al-Mawaddah as-Sakinah Village Ponorogo, the Class Action Research that researcher devides in to two cicles aims to prove the hypothesis that students can know change of meaning along with formula change of word and sentence, students can choose the main idea of the text and students can understand sentence and paragraph by speed skill if teacher teaches students Isytiqaq Ashghar with integrative method between memorizing and application.

As for the main results of this research are : (1). That students reading skill step better after teaching Isytiqaq Ashghar with integrative method between memorizing and application by proviso that teacher teaches students the subject with a good and attractive method until all students participate in the teaching process. (2). That to obtain the skill to choose the main idea in the text is more difficult than to receive the other indicators in reading skill.

Properly for Arabic grammer teacher in order to integrate the subject Isytiqaq Ashghar in Morfology with grammar syntax. Because the Morfology only doesn’t give advantage to students except after to be applicated in grammer syntax until students are trained and can understand the formula change of word with its meaning in the text. So clearly that learning by doing is better than learning by hearing. Like that Confocius said : “what I hear I forget, what I see I remember, and what I do I understand”.