Pembelajaran model Jigsaw melalui Contextual Teaching Learning (CTL) dalam meningkatkan kompetensi belajar pasar abstrak siswa kelas X-B MAN Kota Blitar

ABSTRAK

Pendidikan memegang peranan penting menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. Oleh karenanya kemajuan suatu bangsa dan kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam proses belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu, agar lulusan Pendidikan nasional memiliki keunggulan kompetitif dan komperatif sesuai standar mutu nasional dan internasional. Sistem pendidikan nasional harus dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta tuntutan desentralisasi; dengan demikian, penerapan model pembelajaran ini diharapkan mipu meningkatkan kompetensi dasar belajar siswa, sebab pada sistem pembelajaran ini keaktifan siswa lebih diutamakan.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses Pembelajaran Model Jigsaw melalui CTL (Contextual Teaching Learning) dalam Meningkatkan Kompetensi Belajar Pasar Abstrak Siswa kelas X-B MAN Kota Blitar. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas dengan melibatkan data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun urutan kegiatan penelitian tersebut mencakup : (1) Perencanaan, (2) Implementasi, (3) Pengamatan dan (4) Refleksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran model jigsaw mampu meningkatkan kompetensi belajar pasar abstrak kelas X-B MAN kota Blitar. Jika dilihat dari segi kuantitatif yakni hasil tes kerjasama kelompok (psikomotorik) menunjukkan bahwa semua kelompok memperoleh skor dalam rentang lulus dan secara tes individual (kognitif) terdapat 93.33 % atau sebanyak 42 siswa dari 45 siswa peserta tes dinyatakan lulus sedangkan yang gagal sebanyak 3 siswa atau sebesar 06.67 %. Dan dari segi afektif dapat dilihat dari paparan data secara kualitatif baik melalui hasil wawancara maupun angket, yakni data angket menunjukkan 62 % siswa menyatakan sangat senang dan dari hasil wawancara serta realita suasana di kelas juga menunjukkan hampir secara keseluruhan siswa yakni sebanyak 34 siswa antusias dan senang terhadap penerapan metode pembelajaran aktif dari pada proses pembelajaran secara konvensional, karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk selalu aktif suasana belajar menjadi lebih hidup dan tidak membosankan. Hal ini sesuai dengan harapan peneliti untuk bisa menerapkan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif serta Menyenangkan) dalam proses belajar mengajar.