Dampak penambahan bahan organik terhadap pertumbuhan dan patogenisitas jamur Rhizoctonia solani Kühn penyebab rebah kecambah pada tanaman kapas

ABSTRAK

Kapas merupakan salah satu bahan baku sandang di Indonesia. Kurang lebih 78 % bahan baku sandang berasal dari serat kapas alam, namun kapas di Indonesia berkembang tidak sesuai dengan harapan. Salah satu kendala budidaya tanaman kapas adalah adanya serangan patogen. Rhizoctonia solani merupakan patogen utama pada tanaman kapas. Jamur ini mampu membentuk sklerosia dan mampu bertahan hidup dalam waktu yang lama di dalam tanah. Kondisi tanah yang lembab menyebabkan sklerosia berkecambah dan menginfeksi organ tanaman, sehingga menimbulkan penyakit. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penambahan bahan organik dan waktu inokulasi terhadap pertumbuhan dan patogenisitas jamur R. solani.

Penelitian terdiri dari 2 macam; pertama dampak penambahan ekstrak bahan organik terhadap pertumbuhan R. solani secara in vitro dan kedua penambahan bahan organik dan waktu inokulasi terhadap patogenisitas R. solani. Kedua penelitian tersebut merupakan penelitian eksperimen. Pada penelitian dampak penambahan ekstrak bahan organik terhadap pertumbuhan R. solani secara in vitro rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Ekstrak bahan organik yang digunakan adalah : ekstrak pupuk kandang ayam (PKA) dan sapi (PKS), kulit rajungan, biji mimba, bunga cengkeh dan umbi bawang putih dengan perbandingan 1 : 1 (100 gram bahan organik : 100 ml pelarut/alkohol). Analisis data yang digunakan adalah analisis varian satu arah. Pada penelitian penambahan bahan organik dan waktu inokulasi terhadap patogenisitas R. solani digunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu penambahan bahan organik dan waktu inokulasi. Penambahan bahan organik terdiri dari pemberian campuran pupuk kandang ayam (PKA) dengan serbuk biji mimba (SBM), pemberian campuran pupuk kandang sapi (PKS) dengan SBM, dan pemberian serbuk kulit rajungan (SKR) dengan SBM dan kontrol (tanah pasir tanpa campuran apapun) masing-masing dengan perbandingan 1: 3. Waktu inokulasi terdiri dari 2 taraf, yaitu waktu inokulasi R. solani bersamaan dengan pencampuran bahan organik dan waktu inokulasi R. solani dilakukan setiap bulan setelah pencampuran bahan organik. Masing-masing pengamatan terdiri dari 4 jenis perlakuan dan 3 kali ulangan. Analisis yang digunakan adalah analisis varian dua arah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak bahan organik dengan konsentrasi 1% hanya mampu memperlambat pertumbuhan R. solani, sedangkan pada konsentrasi 4% mampu menekan pertumbuhan R. solani hingga 100%. Ekstrak PKS, kulit rajungan dan bunga cengkeh merupakan ekstrak yang paling efektif menekan pertumbuhan R. solani secara in vitro. Penambahan bahan organik berupa campuran PKA dengan SBM dan PKS dengan SBM mampu menurunkan persentase kecambah tanaman kapas terserang R. solani, sedangkan pada penambahan SKR dengan SBM belum mampu menurunkan persentase kecambah tanaman kapas terserang R. solani, bahkan bersifat racun bagi kecambah tanaman kapas. Masa inkubasi bahan organik berupa campuran PKA dengan SBM dan PKS dengan SBM yang paling efektif menekan patogenisitas R. solani adalah 3 bulan. Pemberian waktu inokulasi R. solani yang berbeda dan kombinasi antara waktu inokulasi dan penambahan bahan organik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap patogenisitas R. solani.