Karakteristik morfologi dan anatomi beberapa genotipe kacang hijau dan hubungannya dengan hasil pada kacang hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek)

ABSTRAK

Kacang hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) merupakan legum yang cukup penting di Indonesia. Posisinya menduduki urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Permintaan masyarakat terhadap kacang hijau dari tahun ke tahun semakin meningkat karena kacang hijau mengandung protein nabati, vitamin A, BI, C dan beberapa mineral, sementara itu produksi kacang hijau di Indonesia masih rendah. Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu alternatif pemecahan terhadap rendahnya produksi kacang hijau saat ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman karakter morfologi dan anatomi dan untuk mengetahui hubungan antar karakter dengan hasil pada beberapa genotipe kacang hijau. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan, sebagai perlakuan adalah 10 genotipe kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Green House dan di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Balitkabi, untuk pengamatan morfologi dan di Laboratorium UIN Malang, untuk pengamatan anatomi. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam pada taraf kepercayaan 5%. Apabila terdapat perbedaan yang nyata, dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJD) pada taraf kepercayaan 5% untuk mengetahui perbedaan antar genotipe. Untuk mengetahui keeratan hubungan antar karakter dengan hasil dinyatakan dengan besarnya nilai koefisien korelasi dengan rumus korelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman morfologi dan anatomi pada 10 genotipe kacang hijau yaitu: tinggi tanaman pada umur 35 HST dan tinggi tanaman saat panen, umur berbunga, panjang akar pada umur 35 HST dan kerapatan stomata bawah dan ada hubungan antara beberapa karakter morfologi dan anatomi dengan hasil pada kacang hijau yaitu antara diameter batang pada umur 35 HST dengan jumlah biji per polong (r = 0,376), jumlah polong per tanaman dengan hasil biji per tanaman (r = 0,788) dan jumlah stomata bawah dan kerapatan stomata bawah dengan hasil biji per tanaman (r = 0,448 dan 0,449) dan hubungan negatif antara epidermis bawah pada daun dengan hasil biji per tanaman (r = -0,405).