Pemahaman masyarakat tentang ritual Fida’an di Desa Majegan Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar: Kajian Fenomenologis

ABSTRAK

Masyarakat Majegan memiliki karakter sebagaimana orang jawa pada umumnya, yang masih kental rasa toleransinya. Masyarakat Majegan terdiri dari orang-orang Islam pada umumnya yang berusaha untuk menjadi muslim yang baik, yaitu dengan menjalankan perintah menjauhi larangan agia. Hal ini dapat dibuktikan ketika seseorang masih hidup maupun setelah meninggal dunia, dengan sendirinya masyarakat akan memberikan pertolongan secara responsif baik berupa moral maupun spiritual ketika salah satu dari anggota masyarakat tertimpa musibah, yaitu dengan mengadakan ritual Fida’an. Ada juga kelompok masyarakat yang bersifat kontradiktif terhadap keberadaan Fida’ tersebut. Ritual Fida’an merupakan upaya simbolis masyarakat sebagai rasa toleransi kepada saudara sesama muslim yang mendapat musibah yakni ketika salah satu anggota masyarakat meninggal dunia. Seseorang yang meninggal dunia masih mendapatkan manfaat dari saudara sesama muslim, baik keluarga, sanak saudara, kawan karibnya, atau dari orang mukmin pada umumnya. Dengan adanya ritual Fida ’ masyarakat merasa tenang, tenteram sekaligus sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada saudara muslim, dengan membaca surah al-lhlas sebanyak seratus ribu sebagai permohonan do’a dan ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa-dosa yang telah dilakukan semasa hidupnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat tentang ritual Fida’an di Desa Majekan Kecamatan Wlingi Kapupaten Blitar dan untuk mengetahui bagaimanakah akar historis ritual Fida’an di Desa Majegan Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar.

Penelitian ini lebih menekankan pada kajian fenomenologis, yakni kajian yang berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu, dalam situasi ketika masyarakat Majegan melakukan ritual Fida’an sesaat setelah meninggalnya saudara muslim, penelitian yang bersifat sosiologis empiris yang berupaya menggambarkan secara detail tentang suatu keadaan atau fenomena dari objek penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Stimber data meliputi sumber data primer atau langsung dari sumber pertama dan sumber data sekimder atau data pelengkap. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah; interview, observasi dan dokinnentasi. Sementara analisis datanya menggunakan analisis secara kualitatif, yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 2 (dua) varian: varian pertama yang menerima atau menyetujui Fida’an dipahami 1) sebagai tebusan, 2) sebagai shodaqoh dan 3) sebagai hadiah untuk mayit. Sedangkan varian kedua mereka yang menolak dan berargumen bahwa, 1) ritual Fida’ merupakan salah satu bentuk bid’ah, 2) Fida’ merupakan pemborosan waktu, tenaga dan biaya. Akan tetapi masyarakat memahami bahwa apa yang telah dilakukan mampu memberikan faedah bagi si mayit, yakni pahala di akhirat.

ABSTRACT

Majegan Society have characteristics as the same as Javanese in general in still viscid with its tolerance. Majegan society consist of Islamic people try to be good Moslems by implement religion comand and take a distance of its prohibition. ،This is proven when someone above lives evens after pass away, society will give help responsively whether in the form of moral or spiritual, by performing thejida’an rittial. There is also group of society who have a contradictive to existence of the Fida'an. The Fida’an ritual is striving symbolic of society as a tolerance sense for Moslem humanity who gets disaster namely when one of the member of society passes away. Someone who is passes away he is still gets benefit from Moslem humanity , whether family, folks, close friend, or the faith people in general. With the existence of Fida’an’s ritual society feel peace, peaceful at the same time as a

form of last the respect for Moslem, by reading surat al-Ihlas one hundred thousand as an application of Do’a and apology to Allah SWT for all sins which has been done during the live

This research aim to know how does the belief of society about the Fida’an ritual in Majegan village, sub district of Wlingi, Blitar regency and to know historical root basic of Fida’an’s ritual in Majegan Village, sub district of Wlingi, Blitar regency

This research emphasizes in the phenomenology study, namely to studying comprehends meaning of event and its relevant for ordinary people in certain situation, when Majegan society doing ritual momentary Fida’an after died it you Moslem in character empirical sociology by depicting in detail about a situation or phenomenon from research object. Research approach which is applied is qualitative descriptive, data source that is primary data source or directly from first source and secondary data source or complement data. Data collection methodology which is applied is observation, interview and documentation. Whereas its(the data analysis using analysis qualitatively, which qualitative research is emphasizes in the deductive and inductive decision.

Result of research indicates (2) two variant in which: first variant Fida’an’s accept meaning Fida " the meaning of Fida’ 1) comprehended as ransom;2> as shodaqoh and 3); as present for mayit. Two variant a disagree fida an’s ritual, the refused and argument that, 1) ritual Fida " become the one of bid’ah. 2) fida 1 be come time-wasting, energy and cost. However they think that what they have been read is able to give the advantage for the corpse.