Effendi, Noor (2005) Pertumbuhan klon-klon abaka (Musa textiUis Nee) pada kultur jaringan melalui metode kultur pucuk tunas. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
00130048.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (14MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Abaka (Musa textillis Nee) merupakan tanaman serat yang berkualitas tinggi, yang berasal dari Philipina, termasuk genus Musa, famili Musaceae. Abaka sebagai komoditi ekspori dapat dikembangkan dalam skala luas, namun kendala utama yang dihadapi adalah adanya keterbatasan penyediaan bahan tanam yang bermutu tinggi dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cepat. Teknik kultur jaringan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk membantu mengatasi masalah tersebut, karena dengan teknik ini bibit dapat diproduksi dan diperoleh dalam jumlah banyak, bebas penyakit, dan dapat menghasilkan multiplikasi yang cukup tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ZPT terhadap pertumbuhan klon-klon abaka dan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan kultur in vitro klon-klon abaka serta multiplikasinya pada kultur jaringan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengatasi kendala penyediaan bahan tanam abaka, melestarikan, dan memperkaya sumber genetik tanaman abaka sebagai bahan koleksi.
Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) Karangploso-Malang, mulai bulan April sampai Oktober 2004. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), sembilan aksesi abaka sebagai perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang 8 kali. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah pertumbuhan eksplan, jumlah tunas per eksplan, persentase eksplan yang menghasilkan tunas, tinggi tunas, tinggi planlet, panjang akar, dan jumlah akar.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis of varian (Anova) dan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan digunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikasi 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pertumbuhan eksplan, aksesi yang mempunyai pertumbuhan yang optimal adalah HT. Manado, sedangkan aksesi yang lainnya tidak menunjukkan perbedaan pertumbuhan yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa antar aksesi tersebut mempunyai kemiripan genetik dan mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat. Kecepatan perkembangan jumlah tunas yang berbeda antar aksesi diakibatkan oleh aktivitas hormon sitokinin yang berbeda. Pertumbuhan tinggi planlet berpengaruh terhadap panjang akar, ini ditunjukkan pada aksesi Sangihe II dan Cirebon yang tidak berbeda nyata pada parameter tinggi planlet dan jumlah akar. Kepekaan sel pada eksplan terhadap hormon endogen dan eksogen serta aktivitas pembelahan yang konstan berpengaruh terhadap respon sel pada eksplan untuk tumbuh dan memanjang.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Kiptiyah, Kiptiyah |
Keywords: | Pertumbuhan; Perkembangan; Eksplan; Abaka; ln-vitro |
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Biologi |
Depositing User: | Indar Erdiana |
Date Deposited: | 29 Nov 2023 13:50 |
Last Modified: | 29 Nov 2023 13:50 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/58219 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |