Peranan Wali Hakim dalam perkawinan: Studi kasus di KUA Kebomas Gresik

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang peranan wali hakim dalam perkawinan di KUA Kebomas Gresik. Karena mengingat peran wali itu sangat penting dan merupakan rukun nikah dalam melaksanakan perkawinan. Dalam keadaan bagaimanapun bagi seorang yang ingin melangsungkan perkawinan harus ada wali nikah. Bagi calon mempelai perempuan yang tidak mempunyai wali dalam perkawinannya, maka yang berperan menjadi wali adalah wali hakim. Sebagaimana yang terjadi di KUA Kebomas Gresik bahwa perkawinan dengan penggunaan wali hakim sering terjadi sehingga wali hakim sangat berperan dalam menggantikan wali nasab bagi calon mempelai perempuan yang tidak mempunyai wali nasab. Sedangkan yang menjadi persoalan skripsi ini adalah alasan-alasan yang menyebabkan tugas wali nasab dalam perkawinan beralih pada wali hakim di KUA Kebomas Gresik, prosedur penggunaan wali hakim di KUA kebomas Gresik dan peranan wali hakim di KUA kebomas Gresik. Sehingga dengan adanya persoalan tersebut maka tujuan penulis adalah ingin mengetahui alasan-alasan yang menyebabkan tugas wali nasab dalam perkawinan beralih kepada wali hakim, ingin mengetahui prosedur penggunaan wali hakim dan ingin mengetahui peranan wali hakim di KUA Kebomas Gresik.

Persoalan-persoalan tersebut dibahas dengan memadukan teori-teori yang berkaitan dengan materi yang telah dirumuskan. Sedangkan responden yang dipilih adalah kepala KUA Kebomas Gresik dan para staffnya. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, interview dan dokumenter. Sedangkan untuk membahas dan menggambarkan permasalahan tersebut digunakan beberapa metode yaitu : metode induktif, metode deduktif dan metode comparative. Penggunaan metode-metode tersebut diharapkan dapat mengungkap permasalahan yang dibahas sekaligus menjadi titik tolak dalam penyusunan skripsi ini.

Data yang sudah terkumpul kemudian, dianalisa secara diskriptif analisis yaitu yang telah diperoleh dari penelitian lapangan seperti hasil observasi, hasil wawancara, cuplikan tertulis dari dokumen. Peneliti menganalisis data dengan memperkaya inforrnasi melalui analisis komparasi, sepanjang tidak menghilangkan data aslinya, dan keaslian data tersebut.Dari hasil ini dapat diketahui bahwa alasan-alasan yang menyebabkan tugas wali nasab beralih ke wali hakim di KUA Kebomas Gresik adalah : walinya Ghoib, adamul wali, walinyaa non islam dan wali berada ditempat yang jaraknya sejauh masafatul qosri. Adapun prosedur yang harus ditempuh oleh calon mempelai apabila menggunakan wali hakim adalah : seandainya walinya ghoib, adhamul wali dan walinya non islam maka calon mempelai harus membuat surat pemyataan diatas kcrtas bersegel yang berisi bahwa walinya ghoib, adamul wali dan walinya non islam yang telah disahkan oleh kepala desa. Sedangkan bagi wali yang jaraknya sejauh masafatul qosri, harus dihubungi terlebih dahulu apakah dia bersedia untuk pulang memberi perwaliannya atau diwakilkan dengan menggunakan wali hakim karena sekarang sarana transportasi dan telekomunikasi tidak menjadi persoatan lagi. Dengan adanya masalah-masalah di atas maka jelaslah bahwa wali hakim di KUA Kebomas Gresik sangatlah berperan untuk menggantikan wali nasab dalam melangsungkan perkawinan bagi wali nasab yang berhalangan atau sudah tidak mempunyai wali nasab lagi.

Dalam hal penggunaan wali hakim di KUA Kebomas Gresik, baru dilaksanakan apabila calon mempelai mengutarakan alasan-alasan yang tepat dan melalui prosedur yang telah ditentukan. Sehingga dengan adanya alasan-alasaan tersebut maka terlihat jelas peranan wali hakim di KUA Kebomas Gresik untuk menggantikan wali nasab. Jadi dalam penggunaan wali hakim itu harus ada alasan-alasan yang tepat bagi calon mempelai, seperti yang terjadi di KUA Kebomas Gresik yaitu walinya ghoib, ba'id, adhamul wali dan walinya non Islam. Prosedumya harus membuat surat pemyataan yang ditanda tangani oleh kepala desa setempat bagi walinya ghoib, adamul wali, walinya non Islam sedangkan walinya ba'id harus menghubungi wali nasab terlebih dahulu. Dari suatu alasan yang ada maka akan terlihat peranan wali hakim di KUA Kebomas Gresik tersebut.

Dengan demikian meskipun wali hakim itu berperan untuk melaksanakan perkawinan dengan alasan-alasan tersebut diatas tapi sebaiknya pejabat KUA tidak terlalu memperrnudah untuk langsung mengijinkan calon mempelai untuk melaksanakan perkawinan dengan menggunakan wali hakim, dicarikan terlebih dahulu akar permasalahan ketiadaan wali nikah tersebut dan dicarikan jalan keluarnya. Tetapi apabila terpaksa hanya dengan wali hakimlah perkawinan ini dapat dilaksanakan maka wali hakimlah yang melaksanakan perkawinan tersebut karena sudah tidak ada jalan lain. Tetapi bagi wali nasab yang masih ada meskipun memenuhi alasan-alasan yang diperbolehkannya untuk menggantikan perwaliannya kepada wali hakim sebaiknya jangan meremehkan dan menyerahkan perwaliannya begitu saja kepada wali hakim karena sekarang sarana transportasi tidak lagi menjadi masalah. Alangkah baiknya wali nasab tersebut memberikan perwaliannya sendiri. Sedangkan prosedur penggunaan wali hakim sebaiknya tidak dikecualikan hanya wali adhal saja yang melalui pengadilan agama tetapi alasan lain juga melalui pengadilan agama, supaya tidak terlalu mudah dalam penggunaan wali hakim, sehingga masyarakat tidak meremehkan dengan urutan-urutan wali.