Analisis kerugian berdasarkan kemampuan proses dengan metode grafik pengendali Shewart variabel : PT. Nestle Indonesia Kejayan Pasuruan

ABSTRAK

Grafik pengendali kualitas pertama kali dikembangkan oleh Dr. A. Shewart, yang kemudian lebih dikenal dengan Grafik Shewart. Grafik ini terdiri dari sumbu datar yang menunjukkan nomor sampel yang diteliti dan sumbu tegak yang menyatakan karakteristik sampel yang diteliti. Grafik pengendali ini memiliki tiga buah garis, yaitu garis tengah sebagai garis yangn menyatakan rata-rata dan dua buah garis yang menyatakan batas atas dan batas bawah.

Grafik Shewart ini terdiri dari dua macam, yaitu grafik pengendali sifat dan grafik pengendali variabel. Dalam penelitian ini digunakan grafik pengendali variabel karena berkenaan dengan karakteristik sampel yaitu berat atau isi dari susu dancow. Grafik Shewart variabel terdiri dari dua jenis yaitu grafik pengendali X dan R serta grafik pengendali X dan s.

Dalam menganalisis kerugian dengan mengunakan metode ini perlu diketahui terlebih dahulu analsis kemampuan proses produksinya. Tujuan dari analisis kemampuan proses ini untuk menentukan apakah proses produksi yang sedang berlangsung sudah terkendali atau belum. Kemampuan proses produksi biasanya dianalisis dengan menggunakan perbandingan kemampuan prosesnya.

Penelitian ini dilakukan di Balai Pelayanan Kemetrologian Malang yang merupakan suatu lembaga dengan salah satu tugasnya adalah mengadakan uji ulang terhadap berat atau isi dari susu dancow yang dihasilkan oleh PT. Nestle Indonesia Kejayan Pasuruan. Dari hasil data yang diperoleh diolah dengan grafik pengendali X dan R serta grafik pengendali X dan s, kemudian membandingkan hasil diantara kedua grafik tersebut. Dari hasil analisis data dapat ditentukan kemampuan prosesnya, yaitu dengan mengambil a = 5%. Sehingga kerugian yang dialami perusahaan dapat dicari.

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa proses produksinya terkendali secara statistik, namun masih banyak unit produk yang tidak sesuai dengan batas-batas spesifikasi, sehingga proses yang ada perlu untuk lebih dikendalikan. Dan diperoleh besarnya penurunan kerugian antara tahun 2002 dan tahun 2003 dengan PKP yang disesuaikan dengan batas-batas spesifikasi adalah Rp 61.027.626,24.5edangkan dengan PKP 1 diperoleh penurunan kerugian sebesar Rpl2.900.315,19.