Aplikasi Network Analysis dengan metode CPM model AON pada penjadwalan proyek pembangunan: Studi kasus proyek pembangunan gedung Perpustakaan UIN Malang

ABSTRAK

Teori graph merupakan cabang matematika yang penting dan banyak manfaatnya karena teori-teorinya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu teori dari teori graph yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah penjadwalan menggunakan network analysis. Inti dari penjadwalan menggunakan network adalah suatu bentuk graph dari seluruh rencana kegiatan sejak awal yang mengarah pada pencapaian tujuan akhir proyek tanpa menghilangkan logika ketergantungan kegiatan di dalamnya.

Penjadwalan dengan Network analysis suatu proyek di antaranya menggunakan metode CPM (Critical Path Method). Representasi diagram network metode tersebut berupa graph berarah (digraph) yang disajikan dalam dua model, yaitu AOA (Activity On Arc) dan AON (Activity On Node) keduanya harus sesuai dengan logika ketergantungan dan berupa lintasan tertutup. Suatu kegiatan pada model AOA diletakkan pada sisi berarah sedangkan pada AON diletakkan pada node. Dalam hal ini keunggulan AON lebih mudah dikontruksi, dipahami, dan diperbaiki saat terjadi perubahan dalam proyek.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan network analysis menggunakan metode CPM model AON pada penjadwalan proyek pembangunan gedung perpustakaan UIN Malang. Melalui proses peihitingan maju (forward pass), perhitungan mundur (backward pass), dan kelonggaran waktu (total slack) sehingga dapat diketahui waktu tercepat atau terlibat suatu kegiatan dapat dimulai atau diakhiri serta besarnya kelonggaran waktu penundaan yang diperbolehkan untuk suatu kegiatan beserta kegiatan kritisnya.

Dari hasil penerapan network analysis dengan metode CPM model AON pada penjadwalan proyek pembangunan gedung perpustakaan UIN Malang, didapatkan waktu penjadwalan proyek pembangunan gedung perpustakaan UIN Malang sebesar 293 hari yang dimulai pada 29 Juli 2006 sipai 27 Mei 2007. Dari hasil yang diperoleh, dari 298 kegiatan penyusun proyek (pekerjaan), 17 kegiatan diantaranya merupakan kegiatan kritis sehingga pelaksanaannya tidak dapat ditunda karena akan berakibat pada mundurnya waktu penyelesaian proyek.