Aplikasi Analisis Korespondensi untuk mengetahui ciri-ciri kondisi tempat tinggal masyarakat miskin di Kabupaten Sidoarjo

ABSTRAK

Analisis korespondensi merupakan bagian analisis yang dapat diterapkan pada bidang sosial, misalnya dalam mengetahui ciri-ciri kondisi tempat tinggal masyarakat miskin di suatu daerah. Analisis korespondensi yaitu suatu metode analisis yang memperagakan baris dan kolom secara serempak dari tabel kontingensi dalam ruang vektor berdimensi rendah (dua). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tabulasi ciri-ciri kondisi tempat tinggal masyarakat miskin dan untuk mengetahui variabel dominan yang mempengaruhi kondisi tempat tinggal masyarakat miskin di Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan analisis korespondensi.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Sedang variabel yang digunakan adalah data kondisi tempat tinggal masyarakat miskin dengan sumber data adalah data sekunder, yang sudah dikumpulkan oleh pihak Badan Pusat Statistik (BPS) Sidoarjo. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan studi lapangan.

Data yang sudah didapat akan dianalisis dengan menggunakan program minitab versi 13, sehingga didapat tabel kontingensi dari tabel tersebut dapat diketahui persentase tiap baris dan kolom, lalu dicari jarak antar profil untuk mendapatkan visualisasi titik-titik profil yang invarian. Untuk selanjutnya perhatikan tabel 4.3 dari tabel tersebut dapat diketahui inersia dan proporsi dari tiap axis sehingga didapat grafik dengan dua dimensi, selanjutnya yaitu interpretasi komponen 1 dan komponen 2 dengan melihat koordinat, korelasi dan kontribusinya yang kemudian divisualisasikan pada grafik. Dari hasil analisis korespondensi diperoleh tabulasi ciri-ciri kondisi tempat tinggal masyarakat miskin yaitu dengan membuat tabel kontingensi, dari tabel tersebut kemudian dicari persentase tiap peubah kategori lalu dicari jarak antar profil. Setelah diketahui proporsinya, untuk selajutnya adalah mencari korelasi dan kontribusi dari komponen 1 dan komponen 2, yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk grafik. Adapun variabel yang dominan mempengaruhi kondisi tempat tinggal masyarakat miskin adalah jamban bersama dan dinding tembok, yang mana ciri- ciri tersebut terdapat dalam 12 kecamatan yang letaknya saling berdekatan jika dilihat dari letak geografinya.