Pengaruh frekuensi penyiraman air limbah cucian beras dan pengapuran terhadap pertumbuhan tanaman terung (Solanum melongena L.)

ABSTRAK

Buah terung merupakan sayuran yang mengandung vitamin A, C, dan mineral. Karena sayuran terung dapat dimanfaatkan untuk pengolahan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat, maka tanah sebagai media tanamnya harus mengandung unsur hara. Adapun untuk meningkatkan unsur hara dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik diantaranya air limbah cucian beras (air leri) dan pemberian kapur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman air limbah cucian beras (air leri) dan pengapuran terhadap pertumbuhan tanaman terung, yang dilakukan pada bulan April - Juli 2003. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 3 faktorial, 16 macam perlakuan dan 3 kali ulangan.. Faktor pertama adalah Penyiraman (A) yang terdiri dua macam perlakuan, Yaitu penyiraman air sumur (A٥ dan penyiraman air limbah cucian beras (A٩). Faktor kedua adalah pengapuran yang terdiri dua macam perlakuan, yaitu tanpa pengapuran (P١) dan pengapuran (Pj). Faktor ketiga adalah frekuensi penyiraman yang terdiri empat macam perlakuan, yaitu frekuensi penyiraman setiap sehari (F٠), frekuensi penyiraman 3 hari sekali (F٦), frekuensi penyiraman 5 hari sekali (F3), dan frekuensi penyiraman 7 hari sekali (F4). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang lebar daun, dan berat basah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyiraman air limbah cucian beras berpengaruh terhadap tiga parameter tanaman terung (tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah), terdapat pengaruh perlakuan pengapuran pada parameter jumlah daun tanaman terung, terdapat pengaruh perlakuan interaksi antara frekuensi dan penyiraman air limbah cucian beras pada semua parameter, sedangkan interaksi frekuensi penyiraman air limbah cucian beras dan pengapuran tidak berpengaruh pada semua parameter.