Pengaruh lama pemeraman dengan gas asetelin dan tingkat ketuaan terhadap kadar gula reduksi pisang raja nangka (Musa paradisiaca L.)

ABSTRAK

Buah pisang termasuk buah yang mudah dikenal orang. Buah pisang mudah dijumpai di pasar tradisional sampai pasar modem. Mutu buah pisang sangat ditentukan oleh tingkat ketuaan dan panampakan buah. Sedangkan penampakan buah sangat ditentukan oleh pemeliharaan dan penanganan pasca panen. Di antara penanganan pasca panen buah pisang adalah pemeraman, yang bertujuan untuk memperoleh buah pisang yang masak secara seragam dan serempak.

Penelitian mi bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pemeraman, tingkat ketuaan dan interaksi keduanya terhadap kadar gula reduksi yang dihasilkan.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan RAK. Sampel penelitian ini adalah pisang raja nangka yang diambil dari Dusun Ngade, Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.

Pengumpulan data kadar gula reduksi pisang raja nangka diuji dengan metode Nelson Somogyi dengan kombinasi tingkat ketuaan dan lama pemeraman. Tingkat ketuaan meliputi tingkat ketuaan muda dan tingkat ketuaan tua, sedangkan lama pemeraman meliputi pemeraman 0 sampai 5 hari. Untuk mengetahui perbedaan nyata kadar gula reduksi antar perlakuan dilakukan analisis variansi dan mengunakan uji lanjut beda nyata jujur 5٥/٥.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketuaan pisang berpengaruh terhadap kadar gula reduksi, tingkat ketuaan tua menghasilkan kadar gula reduksi lebih banyak dari pada tingkat ketuaan muda. Lama pemeraman berpengaruh terhadap kadar gula reduksi. Lama pemeraman 5 hari menghasilkan gula reduksi terbanyak dan berbeda nyata dengan lama pemeraman yang lain. Interaksi antara tingkat ketuaan dan lama pemeraman berpengaruh terhadap kadar gula reduksi yang dihasilkan. Kadar gula reduksi terbanyak pada tingkat ketuaan tua-pemeraman 4 hari, tingkat ketuaan muda-pemeraman 5 hari dan tingkat ketuaan tua-pemeraman 5 hari.