Pengaruh frekuensi penyiraman limbah cair tahu terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.)

ABSTRAK

Bayam cabut merupakan tanaman berumur pendek. Bayam dikenal sebagai sumber protein nabati, karena sayuran ini dapat digunakan untuk pengolahan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat. Pada umur kurang lebih 3 minggu setelah tanam perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk nitrogen. Pembudidayaan bayam membutuhkan biaya besar. Sebagai akibatnya para petani merasa berat menekuni olah pertanian tanaman bayam. Untuk menekan biaya sekecil mungkin perlu dicari alternatif lain sebagai pengganti penggunaan pupuk buatan. Sebagai alternatif lain adalah limbah cair tahu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman limbah cair tahu terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut dan untuk mengetahui frekuensi penyiraman limbah cair tahu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman bayam.

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 6 ulangan. Pengamatan dilakukan setelah tanaman berumur 15 dan 30 hari. Adapun parameter tanaman yang diamati meliputi panjang tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman bayam cabut.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh frekuensi pengaruh penyiraman limbah cair tahu terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut. Penyiraman limbah cair tahu 7 hari sekali berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman karena limbah cair tersebut sudah terurai secara sempurna.