The filiations of illegitimate children to biological father : Comparative study between Perlis Fatwa and Indonesia Constitutional Court Decision number 46/PUU_VIII/2010

ABSTRAK

Permasalahan nasab anak luar kawin kepada ayah biologisnya telah menjadi topik diskusi dan kontroversi di banyak negara terutama di Malaysia dan Indonesia, fatwa yang dikeluarkan oleh Departmen Mufti Negeri Perlis yang membolehkan anak luar kawin dinasabkan kepada ayah biologisnya, sedangkan di Indonesia Putusan Mahkamah Konstitusi yang mengakui status anak luar kawin menimbulkan kehebohan, sehingga tesis ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis Fatwa Perlis dan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010 tentang status anak luar kawin kepada ayah biologisnya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan komparatif. Penelitian ini membandingkan fatwa Jabatan Mufti Perlis dan putusan Mahkamah Konstitusi Indonesia mengenai status anak luar kawin terhadap ayah biologisnya.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Fatwa Perlis membolehkan nasab anak luar kawin kepada ayah biologisnya apabila tidak diingkari oleh ayahnya, sedangkan setelah adanya putusan MK No.46/PUU-VIII/2010, anak yang dilahirkan di luar perkawinan tidak hanya memiliki hubungan perdata dengan ibu dan keluarganya, tetapi juga memiliki hubungan keperdataan dengan ayah biologisnya apabila diakui olehnya atau dapat dibuktikan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi

مستخلص البحث

ﻛﺎﻧت ﻗﺿﯾﺔ ﺑﻧوة اﻷطﻔﺎل ﻏﯾر اﻟﺷرﻋﯾﯾن ﻟواﻟدھم اﻟﺑﯾوﻟوﺟﻲ ﻣوﺿوﻋﺎ ﻟﻠﻧﻘﺎش واﻟﺟدل ﻓﻲ اﻟﻌدﯾد ﻣن اﻟﺑﻠدان وﺧﺎﺻﺔ ﻓﻲ ﻣﺎﻟﯾزﯾﺎ وإﻧدوﻧﯾﺳﯾﺎ ، اﻟﻔﺗوى اﻟﺻﺎدرة ﻋن إدارة ﻣﻔﺗﻲ وﻻﯾﺔ ﺑﯾرﻟﯾس واﻟﺗﻲ ﺗﺳﻣﺢ ﺑﻧﺳب اﻷطﻔﺎل ﻏﯾر اﻟﺷرﻋﯾﯾن إﻟﻰ واﻟدھم اﻟﺑﯾوﻟوﺟﻲ. ﺑﯾﻧﻣﺎ ﻓﻲ إﻧدوﻧﯾﺳﯾﺎ ، أﺛﺎر ﻗرار اﻟﻣﺣﻛﻣﺔ اﻟدﺳﺗورﯾﺔ اﻟذي ﯾﻌﺗرف ﺑوﺿﻊ اﻷطﻔﺎل اﻟﻣوﻟودﯾن ﺧﺎرج إطﺎر اﻟزواج ﺿﺟﺔ ﻛﺑﯾرة. ﺗﮭدف ھذه اﻷطروﺣﺔ إﻟﻰ ﻣﻘﺎرﻧﺔ وﺗﺣﻠﯾل ﻓﺗوى ﺑﯾرﻟﯾس وﻗرار اﻟﻣﺣﻛﻣﺔ اﻟدﺳﺗورﯾﺔ اﻹﻧدوﻧﯾﺳﯾﺔ رﻗم 46 / 2010 / PUU-VIII ﺑﺷﺄن وﺿﻊ اﻷطﻔﺎل ﻏﯾر اﻟﺷرﻋﯾﯾن ﻟواﻟدھم اﻟﺑﯾوﻟوﺟﻲ.

ﻧوع اﻟﺑﺣث اﻟﻣﺳﺗﺧدم ھو اﻟﺑﺣث اﻟﻣﻛﺗﺑﻲ ﻣﻊ ﻧﮭﺞ ﻧوﻋﻲ وﻧﮭﺞ ﻣﻘﺎرن. ﯾﻘﺎرن ھذا اﻟﺑﺣث ﻓﺗوى ﻣﻔﺗﻲ ﺟﺎﺑﺗﺎن ﺑﯾرﻟﯾس وﻗرار اﻟﻣﺣﻛﻣﺔ اﻟدﺳﺗورﯾﺔ اﻹﻧدوﻧﯾﺳﯾﺔ ﺑﺷﺄن وﺿﻊ اﻷطﻔﺎل ﻏﯾر اﻟﺷرﻋﯾﯾن ﻣﻘﺎﺑل اﻵﺑﺎء اﻟﺑﯾوﻟوﺟﯾﯾن.

ﺧﻠﺻت ﻧﺗﺎﺋﺞ ھذه اﻟدراﺳﺔ إﻟﻰ أن ﻓﺗوى ﺑرﻟﯾس ﺗﺳﻣﺢ ﻟﻧﺻﺎب اﻷطﻔﺎل ﻏﯾر اﻟﺷرﻋﯾﯾن ﻷﺑﯾﮭم اﻟﺑﯾوﻟوﺟﻲ إذا ﻟم ﯾﻧﻛرھﻣﺎﻻﺗﺣﺎد. ﺑﻌد ﻗرار اﻟﻣﺣﻛﻣﺔ اﻟدﺳﺗورﯾﺔ رﻗم 46 / 2010 / PUU-VIII ، ﻻ ﯾﻛون ﻟﻸطﻔﺎل اﻟﻣوﻟودﯾن ﺧﺎرج إطﺎر اﻟزواج ﻋﻼﻗﺔ ﻣدﻧﯾﺔ ﻣﻊ اﻷم واﻷﺳرة ﻓﺣﺳب ، ﺑل ﻟدﯾﮭم أﯾﺿﺎ ﻋﻼﻗﺔ ﻣدﻧﯾﺔ ﻣﻊ واﻟدھم اﻟﺑﯾوﻟوﺟﻲ إذا اﻋﺗرﻓوا ﺑﮫ أو ﯾﻣﻛن إﺛﺑﺎﺗﮫ ﻣن ﺧﻼل اﻟﻌﻠم واﻟﺗﻛﻧوﻟوﺟﯾﺎ.

ABSTRACT

The issue of filiation of illegitimate children to their biological father has been a topic of discussion and controversy in many countries especially in Malaysia and Indonesia.The fatwa issued by Perlis State Mufti Department which allow the illegitimate children to be attributed to their biological father.While in Indonesia,the Constitutional Court Decision recognizing the status of children born out of wedlock has caused sensation.This thesis aims to compare and analysed the Perlis fatwa and Indonesia Constitutional Court Decision No.46/PUU-VIII/2010 regarding the status of illegitimate children to their biological father.

The type of research used is library research with a qualitative approach and a comparative approach. This research compares the fatwa of Jabatan Mufti Perlis and the Indonesian Constitutional Court's decision regarding the status of illegitimate children versus biological fathers.

The results of this study conclude that the Perlis Fatwa allows the nasab of illegitimate children to their biological father if not denied by the father.After the decision of Constitutional Court No.46/PUU-VIII/2010,children born out of wedlock not only have a civil relationship with the mother and family,but also have civil relationship with their biological father if they recognized by him or can be proven through science and technology.