Hubungan antara pola asuh orang tua dengan kematangan sosial remaja di MA Darul Karoman Singosari Malang

ABSTRAK

Orang tua dan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak dalam proses interaksi sosialnya. Bersama orang tua, anak belajar tentang sikap dan kebiasaan yang di kemudian hari dapat dikembangkan pada kehidupan sosial di masyarakat. Peran oamg tua yang sangat besar menimtut mereka untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan pada anak untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain. Dengan kemampuan yang dimiliki, anak dapat mengembangkan keterampilan untuk menyesuaikan dirinya secara tepat dengan keadaan lingkungan. Anak yang secara matang dan mantap dapat bersosialisasi memberinya kemudahan untuk memperolah dukungan dari lingkungan sosialnya.

Orang tua yang menerapkan suatu pola dan bentuk pengasuhan dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya dalam menghadapi situasi sosial tertentu. Sikap dan nilai yang dikembangkan orang tua dalam keluarga merupakan referensi anak dalam melakukan hubungan sosial dengan orang lain di luar rumahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pola asuh orang tua, kematangan sosial remaja, hubtmgan antara pola asuh orang tua (demokratis, otoriter, permisif) dengan kematangan sosial remaja di MA Darul Karomah Singosari Malang.

Sampel penelitian diambil dengan teknik random berstrata dengan mengambil sebanyak 70 orang siswa dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa angket ditunjang dengan metode observasi dan metode dokumentasi. Pengujian validitas item dan mencari korelasi antara kedua variabel menggunakan product moment dari Pearson, sedangkan untuk mencari reliabilitas digunakan rumus alpha cronbach. Semua analisis data baik validitas, reliabilitas, maupun korelasi dalam penelitian ini menggunakan bantuan IBM/IN SPS edisi Sutrisno Hadi dan Seno Pamardiyanto, UGM, Yogyakarta, 1996.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua adalah pola asuh otoriter sebanyak 10%, pola asuh demokratis sebanyak 87,14%, dan pola asuh asuh permisif sebanyak 2,86%. Remaja yang memiliki kematangan sosial tinggi sebanyak 37,14%, sedang sebanyak 58,57% dan rendah sebanyak 4,29%. Berdasarkan uji korelasi dengan taraf signifikansi 5% terdapat hubungan positif yang tidak signifikan antara pola asuh otoriter dengan kematangan sosial pada remaja di MA Darul Karomah Singosari Malang sebesar 0,104 dengan P=O,6O6 dan sumbangan efektif sebesar 1,1%. Sedangkan korelasi antara pola asuh demokratis dengan kematangan sosial diperoleh nilai sebesar 0,533 dengan poooo hal ini membuktikan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keduanya dengan sumbangan efektif sebesar 28,4%. Korelasi pola asuh permisif dan kematangan sosial bernilai -0,154 dengan p= 0,199 yang berarti bahwa terdapat hubimgan negatif dan tidak signifikan antara keduanya dengan sumbangan efektif sebesar 0,024.