Pengaruh Adversity Quotient (AQ) dan Emotional Quotient (EQ) terhadap kecemasan menghadapi persaingan kerja pada mahasiswa tingkat akhir UIN Malang

ABSTRAK

Pengangguran merupakan salah satu fenomena yang perlu dikaji. Banyaknya pengangguran menyebabkan para lulusan perguruan tinggi mengalami kecemasan dalam menghadapi persaingan kerja. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh AQ dan EQ terhadap kecemasan menghadapi persaingan kerja serta perbedaan pengaruh antara keduanya (AQ dan EQ) terhadap kecemasan menghadapi persaingan kerja.

Teori yang digunakan untuk memprediksi kecemasan menghadapi persaingan kerja mahasiwa semester akhir UIN Malang adalah teori analisis gangguan kecemasan Blackbum dan Davidson, sedangkan untuk Adversity Quotient (AQ) menggunakan ARP (Adversity Response Profile ) Quick Take™ dan Emotional Quotient (EQ) menggunakan teori EQ dari Reuven Bar-0n.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester akhir UIN Malang yang terdaftar pada semester gasal tahun akademik 2004/2005 yang berjumlah 812 mahasiswa, .sampel penelitian diambil dengan tehnik proportional random sampling. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi ganda (multiple regression analysis) dengan menggunakan bantuan komputer seri program statistik (SPS) versi IBM/IN, edisi Sutrisno Hadi dan Seno Pamardiyanto, UGM, Yogyakarta, 1996. Sedangkan perhitungan validitas item menggunakan Product Moment dari Karl Pearson dan perhitungan reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan validitas diperoleh 45 item valid dari 60 item untuk item AQ, EQ diperoleh 75 item valid dari 90 item dan kecemasan menghadapi persaingan kerja diperoleh 52 item valid dari 80 item.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa hasil korelasi antara Adversity Quotient dengan kecemasan menghadapi persaingan kerja sebesar -0.276 dengan P = 0.012. ini menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif yang signifikan (p < 0,05). dengan SE sebesar 4.011%, sementara apabila dengan mengontrol variabel EQ sebesar -0.192. Hasil berikutnya menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif yang signifikan antara Emotional Quotient dengan kecemasan menghadapi persaingan kerja, korelasinya sebesar -0.672 dengan p = 0.000. (p < 0,05). jika AQ digunakan sebagai variabel pengontrol akan memperoleh hasil sebesar -0.655 dengan sumbangan efektif yang diperoleh sebesar 43.212. Hasil uji F sebesar 35.343 menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif yang signifikan antara AQ dan EQ terhadap kecemasan mengadapi persaingan kerja dengan sumbangan efektif secara bersama-sama sebesar 47.2%. Pengaruh antara Adversity Quotient dan Emotional Quotient terhadap kecemasan menghadapi persaingan kerja ditunjukkan dengan nilai F sebesar 35.343; (p) = 0.000 ; taraf signifikansi 5%.

F tab =3.44. Besarnya hubungan kedua variable jika dikorelasikan secara bersama- sama terhadap variable kecemasan menghadapi persaingan kerja sebesar 0.687٠ dengan r table =0.278 ( r , > r lab). Koefisien determinasinya sebesar 0.472. Dari hasil perbandingan bobot antar prediktor didapatkan AQ terhadap kecemasan menghadapi persaingan kerja sebesar -0.276 (p) 0.012 dengan mengontrol variabel EQ sebesar -0.192 serta sumbangan efektif yang diberikan hanya sebesar 4.011. Ini sangat berlawanan dengan hasil korelasi antara EQ dengan kecemasan menghadapi persaingan kerja, dimana hasil korelasi sebesar -0.672 (p) 0.000 jika AQ digunakan sebagai variabel pengontrol akan memperoleh hasil sebesar -0.655 dengan sumbangan efektif yang diperoleh sebesar 43.212. hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara AQ dan EQ terhadap kecemasan menghadapi persaingan kerja.