Perbedaan tingkat Kecemasan pada santri lama dan santri baru dalam menghadapi Ujian Diniyah di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang

ABSTRAK

Fenomena kecemasan dapat dialami siapa saja, bahkan seorang santri. Sebagaimana yang dialami santri di pondok pesantren Nurul Ulum Putri Malang dimana saat menghadapi ujian banyak ditemukan santri yang sakit jumlahnya bertibah dibanding hari-hari biasa. Hal ini bukan hanya terjadi pada santri lama saja tetapi juga dialami oleh santri baru. Dari fenomena di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pada santri lama dan santri baru juga untuk mengetahui tinggat perbedaan kecemasan pada kedua santri.

Kecemasan ada dua yaitu State anxiety dan trait anxiety. Kecemasan menghadapi tes atau ujian termasuk dalam state anxiety karena kememasan timbul pada situasi tertentu. Kecemasan menghadapi ujian adalah perasaan khawatir, gelisah, nampak pula gejala fisik, susah tidur, sakit perut dan irritabilitas dalam menghadapi ujian.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan tiga variabel yaitu variabel bebas (santri), variabel terikat (kecemasan) dan variabel moderator (santi lama dan santri baru). Jumlah populasi yang ada 361 dan sampel 104 responden.Metode pengumpulan data yang dugunakan adalah angket sebagai metode utama dan metode observasi, interview serta dokumentasi sebagai metode pelengkap. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode questionnaire (angket). Angket yang digunakan berjumlah butir 40 item yang terdiri dari 22 favorabel dan 18 unfavorabel dengan komponen kecemasan aspek kognitif, emosi, reaksi fisik dan hinaan sosial . Angket tersebut memiliki taraf signifikan 0,005 dengan validitas 0.740 dan reliabilitas 0,882.

Hasil penelitian dengan tehnik analisis data menggunakan uji-t atau dengan T-Tes menunjukkan adanya perbedaan tingkat kecemasan menghadapi ujian yang sangat signifikan (t=3,550; p=0,001) antara santri lama dan santri baru. Dari perhirungan prosentase didapat pada santri lama yang memiliki kecemasan tinggi 13 subyek (25%), kecemasan sedang 37 subyek (71%) dan kecemasan rendah 2 subyek (4%) Sedangkan pada santri baru yang memiliki kecemasan tinggi 4 subyek (6%), kecemasan sedang 34 subyek (67%) dan kecemasan rendah 14 subyek (27%). Dari hasil tersebut maka didapat perbedaan tingkat kecemasan pada kedua santri dimana santri lama memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi (X=98,269); santri baru (X=90,007).