Analisis Portofolio sebagai dasar pengambilan keputusan Investasi Saham: Studi pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta

ABSTRAK

Dalam dunia bisnis yang sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Pasar modal sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan jangka panjang telah mengalami perkembangan yang sangat cepat. Perkembangan pasar modal saat ini tidak terlepas dari peran pemodal (investor) yang melakukan transaksi di pasar modal. Hal ini menyebabkan perdagangan saham menjadi salah satu alternatif yang banyak diminati oleh investor untuk memperoleh keuntungan atas investasinya dalam bentuk capital gain dan deviden.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan “Untuk menganalisa atau membuat analisis portofolio sebagai salah satu alat dalam pengambilan keputusan investasi saham, terhadap perusahaan yang terdaftar di BEJ", dengan obyek penelitian saham-saham yang masuk dalam Indeks LQ-45. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui saham-saham LQ-45 yang selama periode pengamatan masuk dalam portofolio efisien berikut komposisi dari portofolio tersebut. Alat analisis yang digunakan dalam portofolio optimal adalah dengan membandingkan nilai excess return to beta (ERB) dengan nilai Cut Off Point tertinggi (C*). Apabila nilai ERB lebih besar dari C* maka saham tersebut layak dikatakan sebagai kandidat portofolio. Selanjutnya untuk menentukan portofolio efisien menggunakan kurva efficiency frontier, saham-saham yang berada disepanjang garis efficiency frontier merupakan portofolio efisien.

Berdasarkan alat analisis di atas diperoleh enam saham yang membentuk portofolio efisien. Ke enam saham tersebut adalah (1). IDKM sebesar 6.96%, dengan tingkat pengembalian 0.124 dan resiko sebesar 0.065., (2). AUTO sebesar 6.56%, dengan tingkat pengembalian 0.046 dan tingkat resiko sebesar 0.021., (3). SMGR sebesar 7.61% dengan tingkat pengembalian 0.086 dan tingkat resiko sebesar 0.033., (4). GJTL sebesar 4.19% dengan tingkat pengembalian 0.034 dan tingkat resiko sebesar 0.009., (5). UNTR sebesar 9.47%, dengan tingkat pengembalian 0.299 dan tingkat resiko 0.085., (6). SCMA sebesar 3.03%, dengan tingkat pengembalian 0.033 dan tingkat resiko 0.007.