Mekanisme Pengawasan Bank Indonesia dalam memelihara Tingkat Kesehatan Bank Syari’ah di Wilayah Kerja Bank Indonesia Cabang Malang

ABSTRAK

Suatu kondisi bank yang sehat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh pihak manajemen setiap bank, dan juga oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter dalam melancarkan jalannya bisnis perbankan nasional. Tak terkecuali sektor perbankan syari’ah yang mulai menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Seiring dengan perkembangan inilah kemudian banyak muncul persoalan-persoalan yang harus segera diselesaikan. Apalagi bank syari’ah lahir dengan tampilan usaha yang unik dan berbeda dengan perbankan konvensional pada umumnya. Kondisi inilah yang kemudian menuntut adanya pengawasan secara intensif dari pihak Bank Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan kemudian menjelaskan hasil dari proses pelaksanaan pengawasan oleh BI cabang Malang terhadap bank-bank syari’ah di wilayah kerjanya, dengan menggunakan analisis deskriptifن kualitatif.

Dalam melakukan pengawasan ini, BI cabang Malang masih mengkonfersi pada bank-bank konvensional. Yaitu dengan menggunakan metode CAMEL. Di mana bank dinilai dari segi permodalan (Capital), nilai aktiva (Assets), manajemen (Management), pendapatan yang diperoleh (Earning), dan posisi likuiditas (Liquidity). Dari analisis CAMEL yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bank-bank syari’ah di wilayah kerja BI dabang Malang dalam kondisi baik dan cukup sehat. Hal ini bisa dilihat dari nilai CAR, LDR, dan juga Total Aset yang dimiliki bank-bank tersebut, di mana masih dalam jumlah yang cukup baik. Selain itu, dipengaruhi pula oleh kemampuan BI cabang Malang dalam mensosialisasikan aturan-aturan BI, Sehingga selama ini bank-bank syari’ah di wilayah ini menaati aturan-aturan tersebut dan jarang melakukan pelanggaran.

Walaupun pengawasan oleh BI cabang Malang telah dilakukan dengan baik, namun belum dapat dikatakan maksimal. Dikarenakan metode yang dipakai untuk menilai kinerja dan tingkat kesehatan bank-bank syari’ah ini masih diwarnai oleh sistem konvensional. Sehingga kadang ditemui hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip syari’ah. Untuk itu disarankan agar sistem pengawasan dalam upaya memelihara tingkat kesehatan perbankan syari’ah ini segera dibentuk. Agar tidak ada lagi keraguan dan kesimpangsiuran dalam menanganinya. Serta sesuai dengan ketentuan-ketentuan syar’i.