Analisis Rasio Keuangan Bank dengan Metode Camel untuk menilai Kinerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

ABSTRAK

Dengan adanya paket deregulasi perbankan merubah total pola dan strategi pengelolaan lembaga perbankan di Indonesia sehingga pertumbuhan bank meningkat pesat dan berkembang. Sejalan dengan itu tantangan yang dihadapi oleh dunia perbankan semakin berat dengan semakin ketatnya iklim persaingan usaha akibat meningkatnya berbagai produk dan jasa yang ditawarkan sehingga mengambarkan praktek perbankan yang tidak sehat yang pada gilirannya hanya menciptakan bank yang bermasalah. Kondisi tersebut juga disebabkan adanya beberapa kelemahan mendasar yang menyebabkan perbankan menurun sehingga perlu segera dilakukan perbaikan dan terhadap penyempurnaan sistem perbankan agar tidak dilikuidasi maka harus mempunyai kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang sudah go public sangat diperlukan dan bahkan diwajibkan untuk melaporkan kinerjanya secara periodik, karena kinerja sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dalam ,menjalankan usahanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan bank apabila dilihat dari rasio keuangan dengan metode Camel agar dengan kinerja itu masyarakat mengetahui dan akan dijadikan keputusan. Penelitian ini dilaksanakan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) dengan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode kuantitatif. Tehnik pengumpulan datanya melalui dokumentasi sedangkan sumber datanya berupa data sekunder, dengan alat analisis menggunakan perhitungan rasio keuangan dengan metode camel dari BI melalui laporan keuangan secara time series.

Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio permodalan sebesar 15,94% untuk tahun 2003 kemudian naik menjadi 18,16% dalam keadaan baik sedangkan untuk rasio kualitas akiva produktif juga baik yaitu sebesar 3,14% dan naik menjadi 4,94%, begitu juga untuk manajemen juga baik yaitu sebesar 82,32 dan menjadi 87/31 dan berada diatas rata-rata standar BI. Untuk rasio rentabilitasnya kurang baik yaitu sebesar 2,04% dan 84,75% turun menjadi 0,77% dan 95/15%) sedangkan untuk rasio likuiditasnya juga kurang baik yaitu sebesar 38,96% dan naik menjadi 44,09% karena berada kurang dari standar yang telah ditetapkan oleh BI.