Mustaghfiroh, Nina (2007) Pendapat kiai tentang hukum menjama’ shalat bagi pengantin: Studi di Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
02210085.pdf - Accepted Version Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Fenomena perbedaan pemahaman mengenai hukum ibadah di masyarakat Islam sering menimbulkan kekaburan hukum itu sendiri. Tidak adanya suatu hukum yang pasti menjadikan masyarakat cenderung menggampangkan pelaksanaannya. Hal ini seperti gejala yang muncul di Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri mengenai boleh tidaknya seorang pengantin menjama’ shalat ketika dalam acara resepsi pernikahan. Ada sebagian masyarakat menyatakan boleh dan sebagian yang menyatakan tidak boleh. Masing-masing pendapat memiliki argumen sendiri-sendiri yang biasanya berasal dari hasil konsultasi kepada seorang kiai. Posisi seorang kiai di tengah masyarakat menjadi sangat penting jika menyangkut prilaku keagamaan. Oleh karena itu bagaimana pendapat para kiai di kecamatan Kepung Kabupaten Kediri mengenai prilaku masyarakatnya yang menjama’ shalat ketika menjadi pengantin dan hukum shalat jama’ tersebut serta atas dasar apa hukum tersebut dipijakkan.
Dasar hukum pelaksanaan shalat jama’ adalah hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para shahabat Nabi SAW. Adanya kebolehan menjama’ shalat ini merupakan ijma’ para shahabat atas apa yang pemah Nabi kerjakan semasa hidupnya. Namun sebagian besar hadits tentang shalat jama’ ini berupa hadits ٧٨ م sehingga memunculkan berbagai penafsiran yang bersifat sangat subyektif. Yang terutama ketika membahas pada kondisi-kondisi seperti apa diperbolehkan menjama’ shalat.
Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan data tidak tertuiis (interview) dan data tertulis, selanjutnya metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi, interview dan dokumentasi. Untuk metode analisa yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif yang meliputi tiga langkah yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa Terdapat peibedaan pendapat di kalangan Kiai Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri mengenai boleh tidaknya seorang pengantin menjama’ shalat ketika mengadakan resepsi. Perbedaan ini disebabkan hadits yang menjadi rujukan para Kiai tersebut berbeda-beda. Sebagian besar hadits yang menyangkut masalah shalat jama' berupa hadits frn (perbuatan) sehingga para ulama memiliki penafsiran yang berbeda. Disini ada dua macam pendapat yakni: Pertama, boieh hukumnya menjama’ shalat ketika menjadi pengantin dengan dasar bahwa terdapat suatu kesulitan (masyaqqat) yang menimbulkan adanya keringanan berupa menjama’ shalat, namun terdapat suatu syarat bahwa kesulitan yang membolehkan untuk menjama? shalat bukanlah suatu kebiasaan rutin. Kedua, tidak boleh menjama' shalat ketika menjadi pengantin, karena pada dasarnya kebolehan shalat jama’ hanya diperuntukkan bagi musafir yang perjalana ١nya memenuhi syarat qashar dan bagi ahli jama’ah yang mendapat kesulitan untuk kembali ke masjid diwaktu shalat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Fakhruddin, Fakhruddin |
Keywords: | Pendapat; Kiai; Shalat; Jama’; Pengantin |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Adi Sucipto |
Date Deposited: | 25 Aug 2023 14:21 |
Last Modified: | 25 Aug 2023 14:21 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/56123 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |