Faizin, Ujik Ahmad (2007) Konsep Rujuk dalam Kitab Al-Fiqh 'Ala Madzahib Al-'Arba'ah Perspektif Gender. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
99210813.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya peradaban manusia dewasa ini, telah membawa manusia pada posisi yang sangat tinggi, walaupun disisi lain masih banyak problematika kemanusiaan yang harus diperhatikan seperti berbagai bentuk diskriminasi dan ketidakadilan yang menimpa kaum perempuan. Selama ini realitas dimasyarakat betapapun keberadaan perempuan masih selalu termarginalkan dan terpojokkan dalam ruang gerak yang sangat sempit. Disamping itu kepercayaan, ideologi, bahkan doktrin-doktrin keagamaan banyak mengkondisikan pemahaman masyarakat dalam memandang posisi kaum perempuan.
Berbagai pandangan dan asumsi terhadap perempuan ini telah terrefleksikan dalam konsep rujuk, dimana dalam hukum perkawinan Islam ada sebuah asumsi yang telah terpengaruh oleh konstrukbudaya patriarkhi sehingga hal itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam konsep rujuk yang ada dalam kitab al-Fiqh ala madzahib al-arba’ah. Empat imam madzhab mempunyai rumusan yang sama dalam memposisikan perempuan atau isteri yang dirujuk sehingga isteri yang dirujuk harus selalu menerima rujuk suaminya tanpa bisa menolaknya.
Dalam kitab tersebut seorang suami kapan saja, dimana saja selama dalam masa iddah bisa merujuk isterinya meskipun tanpa sepengetahuan dan persetujuan isterinya, dengan demikian berarti isteri tidak bisa menolak rujuk suaminya dengan alas an apapun, dengan dalih bahwa selama masa iddah maka status isteri masih dalam kekuasaan suami.
Dari pandangan tersebut jelas bahwa ketidakadilan gender telah terjadi dan menimpa perempuan, yaitu ketidakberdayaan perempuan untuk menolak rujuk suaminya yang telah menceraikannya. Padahal kalau ditinjau dari perspektif gender bahwa antara laki-laki dan perempuan itu setara disisi Allah, dalam menjalankan kewajiban-kewajiban dan hak-haknya sebagai hamba, tanpa ada diskriminasi dan ketidakadilan antara satu dan lainnya. Dalam masa iddah perempuan bisa menentukan langkahnya dengan bebas, apakah ia menerima atau menolak rujuk suaminya tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Dengan demikian maka seorang suami boleh merujuk isterinya dengan catatan ia harus mendapatkan izin atau persetujuan isterinya, tanpa hal itu maka suami tidak bisa rujuk kepsds isterinya.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka penulisan skripsi ini merupakan salah satu bentuk usaha untuk menghapus anggapan masyarakat bahwa segala yang tertulis dalam kitab-kitab fiqh itu adalah karya yang final yang mutlak kebenarannya, sehingga tidak dapat dikritisi dan dikaji ulang. Kitab al-Fiqh Ala Madzahib al-Arba’ah merupakan salah satu dari sekian banyak kitab-kitab fiqh yang juga bisa dikritisi dan dikaji ulang demi menghapus diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan, karena bagaimanapun fiqh adalah hasil ijtihad manusia, yang tidak lepas dari semangat zamannya. Islam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin, bukan rahmat bagi satu jenis kelamin.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Ch, Mufidah |
Keywords: | Rujuk; Kitab Al-Fiqh 'Ala Madzahib Al-'Arba'ah; Perspektif Gender |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana |
Date Deposited: | 25 Aug 2023 14:03 |
Last Modified: | 25 Aug 2023 14:03 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/56051 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |