Motif dan akibat Pengangkatan Anak di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang: Studi kasus Pengangkatan Anak di Kec. Wajak Kab. Malang

ABSTRAK

Keinginan untuk mempunyai anak adalah naluri alamiah manusia, tetapi naluri itu terkadang terbentur pada takdir di mana kehendak untuk memenuhi hasrat mengeluarkan kasih sayang serta untuk memiliki anak tidak tercapai. Umumnya manusia tidak akan puas sehingga berbagai cara dan usaha dilakukan, di antaranya dengan jalan pengangkatan anak. Motif pengangkatan anak dalam Hukum Islam adalah mengharapkan keridhaan Allah semata, orang tua tidak memandang bagaimana anak yang diangkat tetapi semua diserahkan pada kemauan dalam memelihara anak yaitu ikhlas karena Allah. Saat ini pengangkatan anak tidak lagi semata-mata atas motif untuk meneruskan keturunan saja tetapi lebih beragam dari itu bahkan tidak jarang pula karena faktor politik, sosial, budaya, dan lain-lain. Namun apapun motivasi pengangkatan anak tersebut adalah salah satu kepentingan manusia untuk mencapai kemaslahatan hidup, yang lebih penting dari itu adalah masalah hadanah, nafakah, dan pendidikan demi kebahagiaan kedua belah pihak walaupun tujuan dan motivasi pengangkatan anak berbeda-beda. Di samping masalah tersebut, pengangkatan anak juga berhubungan pada perwalian, perwalian dalam pernikahan, dan hak dalam kewarisan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motif pengangkatan anak di Wajak-Malang serta bagaimana akibatnya terhadap perwalian. Untuk mencapai tujuan tersebut maka digunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 April 2006 sampai 14 Mei 2006, kemudian hasil penelitian tersebut dianalisa menggunakan pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian mengenai motif dan akibat pengangkatan anak di Wajak-Malang dapat diketahui bahwa di samping karena tidak punya anak yang berharap dengan adanya anak angkat dapat memeliharanya di hari tua dan sebagai pancingan adalah karena dorongan moral kemanusiaan yaitu rasa belas kasihan terhadap anak yang tidak dimaui orang tua kandungnya, selanjutnya orang tua tidak mampu menafkahi dan karena jarak kelahiran anak terlalu dekat, mereka kuatir tidak terurus. Akibat perwalian pada hadanah, orang tua angkat menganggap seperti anak sendiri sesuai dengan hak dan kewajiban dengan memberi kasih sayang dan pendidikan, perwalian dalam pernikahan sudah sesuai dengan Hukum Islam yaitu jika perempuan dinikahkan oleh wali nasab dari anak tersebut, dalam kewarisan, harta diberikan atau dihibahkan semua kepada anak angkat, jika ada anak yang lain maka harta diwariskan atau dihibahkan dengan merata.