Khotimah, Chusnul (2006) Cerai talaq karena istri menolak dipoligami: Studi kasus di Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
01210085.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Poligami merupakan perkawinan seorang pria dengan perempuan lebih dari satu. Dalam ajaran Islam, perkawinan semacam ini walaupun diperbolehkan, tetapi tidak dianjurkan melaksanakannya. Adil terhadap istri dan anak-anak, kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka merupakan salah satu dari beberapa syarat utama yang telah ditetapkan oleh Undang- Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam bagi seorang suami yang melakukan poligami. Namun dalam kenyataan dilapangan, seorang istri tetap menolak dipoligami padahal sang suami dapat memenuhi persyaratan tersebut.
Rumusan masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui secara mendalam apa yang menjadikan istri menolak dipoligami, dengan tujuan agar dapat menjelaskan alasan yang menjadikan istri menolak dipoligami.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif, yakni dengan mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi atau ada. Kemudian dari prosedur penelitian tersebut dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Proses berjalannya penelitian ini sangat tergantung dari informan yang berkompeten. Dari wawancara secara langsung terbuka dengan informan ini akan didapat informasi dan olah dalam bentuk laporan tertulis dengan mereduksi, disajikan, disimpulkan dan dianalisis.
Adapun hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada dua hal yang menjadi alasan yang paling mendasar bagi istri untuk menolak dipoligami. Pertama, istri tidak mandul artinya dapat melaksanakan kewajibannya dapat memberikan keturunan, sehingga tidak ada alasan bagi suami untuk berpoligami. Kedua, keadilan dalam hal materi maupun immateri merupakan faktor yang paling penting dalam berpoligami. Tidak adanya keyakinan bahwa suami dapat berlaku adil, khususnya dalam hal immateri (kasih sayang), merupakan alasan istri menolak dipoligami.
Faktor yang mempengaruhi istri untuk memilih lebih baik cerai daripada dipoligami adalah karena merasa tersakiti secara bathin. Meskipun tidak sedikit perempuan yang rela dipoligami, tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk menggeneralisasi bahwa semua perempuan rela dipoligami.
ABSTRACT
Polygamy is a practice of marriage involving more than one wife simultaneously. In Islam, this practice is seen as permissible and desirable in particular circumstances but not an obligatory duty. Being fair in treating and fulfilling the need of children and wife are the main obligatory for the practitioner of polygamy as has been regulated in Marital Law year 1974 No. 1 and compilation of Islamic Laws (KHI). The data shows that, most of women refused to get involved within the practice of polygamy.
The objective of this research is to know deeply the reasons of wives’ refuse of the multiple marriages. Sambong Dukuh village of Jombang was selected as the location of research.
Based on the objective of study, the research will be qualitative-descriptive. It describes, makes a note, analyzes and interprets the certain social conditions. Then, the research results in descriptive data in form of written data from the objects of research (informants). Therefore, the competent informants are the source of data that were gathered through opened interview. The gathered data are presented, reduced based on the need and analyzed.
This study has shown two main reasons for wives to refuse to be involved within the practice of polygamy. First, the wife has the ability to give a child. Therefore, husband has no reason to practice this multiple marriages. Second, fair treatment in economic as well as psychological aspects is wife’s concern in responding the practice of polygamy. In this case, the wives are doubt with the ability of the husband to treat all the families fairly.
The influential factor for a wife to choose divorce as the alternative solution ص (the practice of polygamy is psychological pressure under polygamy practice. Although it is possible for certain women who accept the practice, it cannot te generalized as the acceptable reason to legitimize this sort of marriage.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Sumbulah, Umi |
Keywords: | Cerai Talaq; Poligami; Divorce; Polygamy |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012807 Talaq & Khulu' (Divorce) 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012817 Polygamy |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Adi Sucipto |
Date Deposited: | 25 Aug 2023 14:01 |
Last Modified: | 25 Aug 2023 14:01 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/56027 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |