Kewarisan anak hasil bayi tabung dalam Perspektif Hukum Islam

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul ،،KEWARISAN ANAK HASIL BAYI ٦ ABUNG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM” ini membahas masalah-masalah pokok mengenai deskripsi bayi tabung, hubungan nasab anak hasil bayi tabung dan hubungan kewarisan anak hasil bayi tabung .

Munculnya permasalahan tersebut di atas, dikarenakan anak tersebut lahir melalui ibu pengganti, karena orang tua pemilik embrio tidak mungkin untuk hamil. Oleh sebab itu kepada siapa anak tersebut dinasabkan, apakah kepada orang tua pemilik embrio atau ibu pengganti yang telah mengandung dan melahirkannya dan bagaimana kewarisannya.

Untuk menjawab persoalan di atas, digunakan metode penelitian deskriptif dan untuk mengumpulkan data-data digunakan teknik dokumentasi lemudian dianalisis dengaan menggunakan teknik deskriptif analitik. Untuk me nperoleh kesimpulan atas data-data yang telah terkumpul sekaligus jawaban atas permasalahan di atas, sebagai langkah-langkahnya dalam penelitian ini digunakan metode verifikatif melalui pendekatan ushul fiqh yaitu dengan menggunakan qiyas, sehingga diperoleh kesimpulan dan sekaligus jawaban atas persoalan di atas.

Berdasarkan dengan hasil analisis yang telah dilakukan, bahwa anak yang terlahir dari proses bayi tabung yang melalui ibu pengganti atau rahim sewaan dinasabkan kepada orang tua pemilik embrio dan bukan kepada ibu ا engganti (surrogate mother) yang mengandung dan melahirkannya, dan ibu pengganti tersebut diqiyaskan sebagai ibu susuan ( al-ummur rodho’ah), karena ibu penggar ti hanya sekedar menerima titipan saja dan hanya sebagai tempat tumbuhkembangnya embrio tersebut dan untuk mendapatkan makanan sehingga anak yang dilahirkannya hanya mempunyai hubungan persusuan. Adapun mengenai kewarisannya, maka antara anak yang lahir dari teknik bayi tabung yang melalui ibu pengganti tersebut dengan orang tua pemilik embrio, keduanya saling mewarisi, begitupula dengan ahli w iris atau kerabat lainnya.