Kewarisan anak angkat dalam pandangan masyarakat: Studi kasus di Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang

ABSTRAK

Tujuan dari perkawinan salah satunya adalah untuk mendapatkan keturunan yang sah. Akan tetapi tidak seluruhnya perkawinan melahirkan keturunan, sehingga karena terdapat keinginan yang kuat untuk mendapatkan keturunan, maka berbagai cara dilakukan oleh pasangan suami istri tersebut termasuk diantaranya adalah dengan mengadopsi anak.

Adopsi atau pengangkatan anak ini, diakui atau tidak, akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Hal ini menjadi fenomena terutama jika dikaitkan dengan hukum Islam. Permasalahan yang timbul umumnya adalah tentang status anak angkat tersebut dalam keluarga terutama dalam hal kewarisan.

Fenomena anak angkat yang terjadi di masyarakat umumnya terhadap istilah yang diberikan untuk pemberian tersebut. Bentuk pemberiannya sebagai warisan, banyak menimbulkan pertentangan terutama dikalangan keluarga dari ayah angkat. Sedangkan pemberian yang diberikan dalam bentuk hibah, juga masih sering diperselisihkan dikarenakan tidak terdapatnya bukti yang kuat seperti adanya sertifikat hak milik.

Dengan melihat fenomena tersebut untuk kemudian penulis ingin melakukan penelitian di Kelurahan Penanggungan dengan rumusan masalah yakni bagaimana pandangan masyarakat Kelurahan Penanggungan terhadap kewarisan anak angkat? Apa yang menjadi latar belakang (faktor/alasan) orang tua angkat memberikan hak kewarisan kepada anak angkat?

Jenis penelitian ini adalah field research dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan datanya adalah dengan menggunakan interview kepada masyarakat Kelurahan Penanggungan dengan informannya adalah masyarakat Penangungan khususnya para tokoh masyarakat dan aparat pemerintah sekitar. Sebagai data tambahan digunakan metode dokumenter. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif analisis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat Kelurahan Penanggungan terhadap kewarisan anak angkat adalah bahwasannya anak angkat layak untuk diberi hak tersebut dikarenakan antara seseorang yang mengangkat dengan yang diangkat telah terdapat ikatan bathin dan anak angkat dianggap sebagai anak kandung sendiri. Alasan para orang tua angkat memberikan hak tersebut adalah anak angkat telah menjadi bagian dari keluarga dan pemberiannya menggunakan pertimbangan “nwo** dan bakti anak angkat utamanya.

Bentuk pemberian hak yang dilakukan oleh masyarakat adalah sesuai dengan syari’at Islam yakni dengan memberikan bagian hanya sebatas hibah atau wasiat dan pemberiannya disertakan sertifikat sebagai bukti dan untuk menjaga hak tersebut sehingga tidak dapat di ganggu gugat oleh siapapun di kemudian hari.