Rahmat, Agus Fri (2006) Tradisi Merari’ dalam perkawinan adat masyarakat Islam Sasak: Kasus di Jagaraga Indah Lombok Barai. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fullltext)
01210022.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Setiap masyarakat memiliki paradigma perkawinan yang berbeda-beda. Hal tersebut ada benarnya sebab secara kodrati, manusia selalu berbeda dalam adat istiadat yang senantiasa mempengaruhi aspek perkawinan itu sendiri. Hal tersebut tergambar dalam prosesi perkawinan yang terdiri dari berbagai ritual yang harus dijalankan. Namun pada perkembangannya, dalam perkawinan selalu melahirkan berbagai permasalahan. Dalam perkawinan adat Sasak misalnya, kita akan mengenal istilah tradisi merari' atau ،،penculikan” atau ،،kawin lari” dalam setiap perkawinan yang mereka lakukan. Bagi kebanyakan orang khususnya yang bukan suku Sasak berpendapat bahwa perkawinan seperti itu adalah penyimpangan dan jauh dari nilai- nilai agama. Lebih dari itu, masyarakat dalam golongan suku Sasak sendiri banyak yang meninggalkan tradisi tersebut, terutama di daerah-daerah perkotaan sebagai akibat dari pengaruh luar adat seperti agama, birokrasi pemerintah, globalisasi dan lain sebagainya.
Namun tidak demikian halnya dengan masyarakat Sasak di desa Jagaraga Indah Lombok Barat. Derasnya pengaruh luar adat sebagaimana yang dijelaskan di atas tidak senantiasa menghilangkan tradisi merari" dalam perkawinan mereka. Justru tradisi tersebut yang paling marak dilakukan. Hal ini meniscayakan timbulnya pertanyaan, apa sesungguhnya yang melatarbelakangi sehingga tradisi merari" masih dipertahankan oleh masyarakat setempat?, dan bagaimana pandangan tokoh-tokoh masyarakat setempat tentang tradisi tersebut?.
Skripsi ini melihat secara lebih spesifik pada aspek-aspek kontekstual pemaknaan masyarakat—terutama tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh dalam masyarakat—tentang merari dan berusaha untuk menemukan faktor-faktor yang melatarbelakangi mengapa tradisi tersebut masih dilakukan masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, suatu penelitian untuk mengetahui makna di balik relaitas empirik.
Menurut adat Sasak, perkawinan bukan hanya sekedar mengatur pola interaksi antara satu individu dengan individu lainnya, tetapi lebih dari itu, perkawinan juga dipahami sebagai sesuatu yang sakral dan diikuti oleh arwah para leluhur, sehingga aturan yang telah digariskan oleh para leluhur sebagai pencipta adat harus selalu dilakukan guna penghormatan dan pelestarian terhadap karya-karya mereka yang adi luhung, sehingga menjadi sebuah pantangan “maliq”, jika tradisi merari ’ dalam perkawinan itu tidak dijalankan. Sebab mereka berpendapat bahwa ada nilai-nilai mulia yang tersirat dibalik tradisi tersebut.
Pada perkembangannya, sebagian dari ritual perkawinan adat Sasak termodifikasi dengan ajaran agama Islam, agama yang memang telah lama dianut masyarakat setempat. Selain itu, faktor sejarah, sistem perkawinan yang dianut, dan masih kuatnya piranti adat dalam masyarakat Jagaraga Indah menjadi penyebab mengapa tradisi tersebut ada dan tetap eksis.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Roibin, Roibin |
Keywords: | tradisi "Merari”; perkawinan adat; Islam Sasak; Jagaraga Indah |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | Adi Sucipto |
Date Deposited: | 21 Aug 2023 14:31 |
Last Modified: | 21 Aug 2023 14:31 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/55952 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |