Peran Kepala Sekolah pada Era Otonomi Daerah dalam menyongsong diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Malang II

ABSTRAK

Madrasah Tsanawiyah sebagai salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah yang berciri khas Islam memiliki andil yang cukup besar dalam menunjang keberhasilan tujuan pendidikan nasional khususnya pendidikan agama. Pada tahun 2003/2004 nanti akan diberlakukan kurikulum berbasis kompetensi, yang dimaksudkaan agar lulusan yang diperoleh nantinya akan memiliki kompetensi tertentu dan agar dapat melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus dari sekolah/madrasah tersebut. Untuk menyongsong diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi, peran kepala sekolah sangat dibutuhkan. Kepala sekolah harus mempersiapkan lembaga pendidikan yang dipimpinnya untuk menyongsong diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi tersebut. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis mengambil judul "Peran Kepala Sekolah Pada Era Otonomi Daerah Dalam Menyongsong Diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi".

Masalah yang muncul dalam skripsi ini adalah bagaimana peran kepala sekolah dalam menyongsong diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi di Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang II. Dan apa saja faktor yang mempengaruhi peran kepala sekolah dalam menyongsong diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam menyongsong diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi di lembaga pendidikan yang dipimpinnya, dan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan baik faktor yang menunjang maupun yang menghambat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menentukan populasi dari penelitian adalah kepala sekolah di MTsN Malang II, semua guru yang berjumlah 34 orang, dan siswa yang berjumlah 540 siswa yang ada di MTsN Malang II. Dan yang dijadikan sampel adalah kepala sekolah, 5 orang guru, dan 100 orang siswa. Sedangkan tehnik yang digunakan dalam menentukan sampel tersebut adalah tehnik “purposive random sampling”.

Adapun untuk mengumpulkan data dari sample yang telah ditentukan, penulis menggunakan beberapa macam metode pengumpulan data, yaitu metode observasi, dokumentasi, interview, dan angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan rumus prosentase
p= F/N X 100%

Dari hasil penelitian tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa kepala sekolah di MTsN Malang II dalam menyongsong diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi, melakukan beberapa hal diantaranya, dalam hal manajemen sekolah yaitu dengan menata ulang unit Tata Usaha, sedangkan dalam hal proses belajar mengajar yaitu dengan mengikut sertakan guru dalam kegiatan untuk meningkatkan keprofesionalan guru seperti penataran, seminar, dan loka karya.

Kepala sekolah juga melengkapi buku-buku diperpustakaan, membangun gedung sekolah untuk kelas belajar, dan mengadakan Lembar Kompetensi Siswa (LKS) untuk semua mata pelajaran.

Untuk mengakhiri tulisan dalam skripsi ini, penulis menyarankan kepada kepala sekolah agar memperhatikan faktor lain disamping guru dan siswa, seperti peran serta masyarakat. Kepada guru agar membuat perencanaan sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Dan kepada siswa agar meminjam buku di perpustakaan sekolah apabila tidak memiliki buku pedoman suatu pelajaran, dan agar mau meminta bantuan untuk memecahkan masalah kesulitan belajar yang mereka hadapi.