Pengaruh pembiayaan produktif terhadap peningkatan pendapatan dan pengembangan usaha kecil: Studi kasus pada pedagang kecil di Pasar Induk Gadang Malang

ABSTRAK

Permasalahan yang terjadi pada sebagian besar usaha kecil adalah kurangnya modal untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Selama ini telah diketahui bahwa akses kredit bagi usaha kecil di lembaga keuangan sangat kecil. Padahal program pemberian kredit/pembiayaan bagi usaha kecil memiliki nilai prosentase yang paling besar berdasarkan ketentuan perbankan dan pemerintah. Akan tetapi sampai saat ini hanya sedikit lembaga yang mampu menyalurkan dana sesuai dengan sasarannya adalah salah satunya lembaga keuangan syarfah yang berbentuk BMT.

Selain masalah modal ada beberapa kelemahan dari usaha kecil yang menyebabkan usaha mereka tidak bisa berkembang dengan baik antara lain karena manajemen yang kurang bagus dan SDM yang kurang berkualitas. Akan tetapi berdasarkan beberapa penelitian, modal merupakan faktor yang paling utama untuk dapat mengembangkan suatu usaha. Untuk mengambil suatu kebijakan dalam pemberian pembiayaan mengenai hal tersebut maka pembiayaan yang tepat adalah pembiayaan produktif. Karena pemberian pembiayaan ini mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama nasabah (usaha kecil) yang benar-benar membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya.

Dari penelitian ini diharapkan untuk mengetahui apakah pembiayaan produktif mampu secara signifikan mempengaruhi peningkatan usaha kecil. Subyek penelitiannya adalah pedagang kecil yang berada di pasar induk Gadang Malang. Data yang digunakan adalah data primer melalui kuisioner dan wawancara. Sedangkan variabel yang digunakan untuk mengetahuinya adalah tujuh variabel (jumlah modal usaha, jumlah tanggungan, jumlah tenaga kerja, usia, jam kerja, gender, dan karakter anggota) yang kemudian diolah dengan menggunakan regresi linier berganda, dari koefisien regresi tersebut akan didapatkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara signifikan, baik itu melalui uji secara bersama-sama, uji parsial maupun uji asumsi klasik.

Hasil analisa data diketahui bahwa pembiayaan produktif mampu meningkatkan pendapatan meskipun pedagang kecil hanya melakukan peminjaman yang tidak terlalu besar jumlahnya karena mereka melakukan peminjaman tersebut hanya untuk menutupi kekurangan modal sendiri. Namun, pembiayaan tersebut digunakan oleh mereka secara sungguh-sungguh dalam menambah modal usahanya. Hal ini juga tidak terlepas dari peran BMT yang selalu memantau mereka melalui karyawan penagih.

Sedangkan dari hasil analisa komputer diketahui bahwa jumlah modal usaha terbukti dominan mampu mempengaruhi peningkatan pendapatan jika dibandingkan dengan variabel lainnya. Jumlah modal usaha tersebut merupakan perwakilan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Dalam uji F diketahui semua variabel mampu secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan pendapatan sebesar 14.239. sedangkan dari hasil uji t hanya diketahui jumlah modal usaha yang mampu mempengaruhi secara signifikan dan untuk lainnya (jumlah tanggungan, jumlah tenaga kerja, usia, jam kerja, gender, dan karakter anggota) tidak berpengaruh secara signifikan. Dalam koefisien regresi tersebut juga diketahui bahwa variabel bebas yang mampu menerangkan variabel terikat adalah sebesar 63,2% dan sisanya 36.8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Hubungan antara variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat sangat kuat yaitu sebesar 0,795.

Selain itu dari UJI beberapa asumsi klasik dapat diketahui bahwa telah memenuhi syarat BLUE (Best Linier Unbiase Estimated) karena dalam persamaan regresi tersebut tidak terdapat Multikolinieritas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi. Uji multikolinieritas dapat dideteksi melalui nilai Tolerance dan VIF serta Coefficient correlation dan uji heteroskedastisitas menggunakan rank sperman serta untuk uji autokorelasi dengan melihat nilai Durbin-Watson