Perbedaan Konsep Diri pada Siswa Kelas Akselerasi dan Siswa Kelas Reguler di SMA Negeri 3 Malang

ABSTRAK

Konsep diri tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaimana seseorang merasakan tentang diri sendiri, dan bagaimana orang tersebut menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana diharapkan. Konsep diri terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu untuk menilai dan memandang diri sendiri, perkembangannya dipengaruhi oleh interaksi anak dengan orang lain didalam lingkungannya, misalnya lingkungan sekolah.

Penelitian ini membahas tentang perbedaan konsep diri pada siswa kelas akselerasi dan siswa kelas regular di SMA Negeri 3. konsep diri yang diukur meliputi aspek fisik, pribadi, keluarga, social dan moral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konsep diri pada siswa kelas akselerasi dan siswa kelas regular di SMA Negeri 3 Malang.

Siswa kelas akselerasi adalah siswa yang terdaftar dan aktif sebagai siswa SMA 3 Negeri Malang dengan masa studi 2 tahun. Siswa kelas regular adalah siswa yang terdaftar dan aktif sebagai siswa SMA 3 Negeri Malang dengan masa studi 3 tahun.

Penelitian dilakukan di SMA 3 Negeri Malang, rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan komparatif. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA 3 Negeri Malang. Tehnik purposive population digunakan pada siswa kelas akselerasi, sedangkan pada siswa regular digunakan proportional sampling. Pengumpulan data menggunakan angket konsep diri, analisis data dengan presentase, dan uji t.

Kesimpulan yang diperoleh adalah konsep diri siswa kelas akselerasi pada taraf sedang begitupunjuga dengan siswa kelas regular. Dari hasil uji t 183 diketahui tidak ada perbedaan konsep diri pada siswa kelas akselerasi dan siswa kelas regular di SMA Negeri 3 Malang.

ABSTRACT

Self-concept is an idea about oneself. Self-concept consists of how someone looks at himself as an individual, how he thinks about himself, and how he wants himself to become an expected person. Self-concept is formed by a feedback process from individual to assess and looks into himself, and the progress is influenced by child interaction with other people in an environment, for instance, school area.

This research studies about the differences of self-concept at acceleration student class and regular student class in SMA Negeri 3 Malang. Therefore, self- concept which is measured in this case covers physical aspect, personality, family, social and moral. This research aims to know the differences of self-concept at acceleration student class and regular student class in SMA Negeri 3 Malang.

In addition, acceleration student class is a student which is active and listed as student in SMA Negeri 3 Malang with 2 years a period of study. Meanwhile, regular student class is a student which is active and listed as student in SMA Negeri 3 Malang by 3 years a period of study.

This research is done in SMA Negeri 3 Malang which the research program that applied is comparative program. The population of this research is students of SMA Negeri 3 Malang. The technique of purposive population is used for acceleration student class; whereas, for regular student class using proportional sampling. The data collection that used is self-concept questionnaire, data analysis using percentage and T-test.

In conclusion, the result of this study proves that self-concept of acceleration students class is in the intermediate level, similarly, the regular student class. From the result of T-test 183 is known that there are no differences about self-concept at acceleration student class and regular student class in SMA Negeri 3 Malang.