Maryam, St (2023) Praktik ‘Iddah dan Ihdad serta implikasinya terhadap pemenuhan hak-hak perempuan perspektif Maslahat Al-Thufi: Studi kasus di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
210201210002.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) |
Abstract
ABSTRAK
Iddah merupakan masa menunggu yang harus dijalani perempuan sebelum menikah lagi, setelah ia ditinggal mati suaminya atau dicerai. Baik iddah dengan kelahiran, haidh, atau hitungan bulan, yang bertujuan untuk mengetahui kosongnya rahim seorang istri (bagi istri yang masih berpotensi hamil) atau karena peribadatan/ta`abbud/ (bagi istri yang masih kecil atau sudah menopause) sebagai bentuk duka cita atas wafatnya suami. Sedangkan, ihdad merupakan tindakan prefentif agar tidak ada lelaki yang melamarnya, agar terhindar dari perbuatan nista (zina), agar wanita itu juga terhindar dari tergesa-gesa menikah kembali karena ia masih dalam keadaan ‘iddah (berkabung). Namun, yang terjadi di Desa Soki ialah Sebagian perempuan memahami iddah hanya sebatas tidak menikah lagi, namun tidak paham ketentuan nya dan sebagianya lagi tidak memahami iddah dan ihdad sama sekali. Adapun factor yang melatarbelakangi mereka ialah, Pendidikan yang rendah, factor ekonomi, kurangnya pemahaman agama, dan pergaulan bebas. Penelitian ini berfokus pada Praktik iddah dan ihdad pada masyarakat Desa Soki kecamatan belo kabupaten bima, Praktik iddah dan ihdad serta implikasinya terhadap pemenuhan hak-hak perempuan pada masa iddah dan Analisis praktik iddah dan ihdad di Desa Soki kecamatan belo kabupaten bima melalui perspketif al-Thufi.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pedekatan empiris atau studi kasus. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber data primer dari wawancara Perempuan-perempuan dan tokoh agama di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima dan data sekunder dari Al-Quran, Al-Hadis, Kompilasi Hukum Islam, Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, Jurnal-Jurnal terkait tentang iddah dan ihdad, dan juga buku Al-Thufi yang terkait dengan konsep mashlahatnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa praktik iddah dan ihdad yang dilakukan oleh perempuan-perempuan di Desa Soki dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu Pendidikan yang rendah, factor ekonomi, kurangnya pemahaman agama, dan pergaulan bebas. perempuan yang menikah pada masa iddah hukum pernikahanya adalah tidak boleh dan termasuk dalam kategori mafshadat. Sedangkan perempuan yang tidak memahami ketentuan ataupun aturan-aturan iddah dan ihdad termasuk dalam kategori mashlahat, karena kondisi dan keadaan yang daruriyat, yaitu menjaga keberlangsungan kehidupan dirinya dan anaknya yang dimana masuk dalam menjaga kemashlahatan yang utama yaitu menjaga jiwa (Hifdz nafs).
ABSTRACT
Iddah is a waiting period that a woman must undergo before remarrying, after she is left dead by her husband or divorced. Either iddah with birth, menstruation, or a matter of months, which aims to know the emptiness of a wife's womb (for wives who are still potentially pregnant) or because of worship / ta'abbud/ (for wives who are young or menopausal) as a form of mourning for the death of the husband. Meanwhile, ihdad is a prefective action so that no man proposes to her, in order to avoid committing nista (adultery), so that the woman also avoids rushing to remarry because she is still in a state of 'iddah (mourning). However, what happens in Soki Village is that some women understand iddah only as not remarrying, but do not understand its provisions and some do not understand iddah and ihdad at all. The factors behind them are, low education, economic factors, lack of religious understanding, and promiscuity. This research focuses on the practice of iddah and ihdad in the community of Soki Village, Belo District, Bima Regency, Iddah and Ihdad practices and their implications for the fulfillment of women's rights during the Iddah period and Analysis of Iddah and ihdad practices in Soki Village, Belo District, Bima Regency through the perspective of al-Thufi.
This research is a field research with an empirical approach or case study. The data sources used in this study were primary data sources from interviews of women and religious leaders in Soki Village, Belo District, Bima Regency and secondary data from the Quran, Al-Hadith, Compilation of Islamic Law, Marriage Law Number 1 of 1974, related journals on iddah and ihdad, and also Al-Thufi books related to the concept of mashlahatnya.
The results showed that the practice of iddah and ihdad carried out by women in Soki Village was influenced by several factors, namely low education, economic factors, lack of religious understanding, and promiscuity. Women who marry during the Iddah period of marriage law are not allowed and fall into the category of mafshadat. While women who do not understand the provisions or rules of iddah and ihdad are included in the category of mashlahat, because of the conditions and conditions that are daruriyat, namely maintaining the continuity of the lives of themselves and their children which are included in maintaining the main good, namely guarding the soul (Hifdz nafs).
مستخلص البحث
العدة هي فترة انتظار يجب أن تمر بها المرأة قبل الزواج مرة أخرى ، بعد أن يتركها زوجها ميتة أو مطلقة. إما العدة بالولادة أو الحيض أو بشهور ، والتي تهدف إلى معرفة فراغ رحم الزوجة (للزوجات اللائي ما زلن حوامل) أو بسبب العبادة / التعبيد / (للزوجات الشابات أو بعد انقطاع الطمث) كشكل من أشكال الحداد على وفاة الزوج. وفي الوقت نفسه ، فإن الإحداد هو عمل محافظ بحيث لا يتقدم لها أي رجل ، من أجل تجنب ارتكاب الزنا، بحيث تتجنب المرأة أيضا التسرع في الزواج مرة أخرى لأنها لا تزال في حالة العدة. لكن ما يحدث في قرية سوكي هو أن بعض النساء يفهمن العدة فقط على أنها عدم الزواج مرة أخرى ، لكنهن لا يفهمن أحكامها وبعضهن لا يفهمن العدة والإحداد على الإطلاق. العوامل الكامنة وراءها هي ، انخفاض التعليم ، والعوامل الاقتصادية ، وعدم الفهم الديني ، والاختلاط. يركز هذا البحث على ممارسة العدة والإحداد في مجتمع قرية سوكي ومنطقة بيلو وبيما ريجنسي وعدة وممارسات الحداد وآثارها على إعمال حقوق المرأة خلال فترة العدة وتحليل ممارسات العدة والإحداد في قرية سوكي ، منطقة بيلو ، بيما ريجنسي من منظور الثوفي.
هذا البحث هو بحث ميداني مع نهج تجريبي أو دراسة حالة. كانت مصادر البيانات المستخدمة في هذه الدراسة هي مصادر البيانات الأولية من مقابلات مع النساء والزعماء الدينيين في قرية سوكي ، منطقة بيلو ، بيما ريجنسي وبيانات ثانوية من القرآن ، الحديث ، مجموعة الشريعة الإسلامية ، قانون الزواج رقم 1 لعام 1974 ، المجلات ذات الصلة عن العدة والإحداد ، وكذلك كتب الطوفي المتعلقة بمفهوم المشلاهاتنيا.
أظهرت النتائج أن ممارسة العدة والإحداد التي تقوم بها النساء في قرية سوكي تأثرت بعدة عوامل وهي تدني التعليم والعوامل الاقتصادية وعدم فهم الدين والاختلاط. لا يسمح للنساء اللواتي يتزوجن خلال فترة العدة من قانون الزواج ويندرجن في فئة المفشات. في حين أن النساء اللواتي لا يفهمن أحكام أو قواعد العدة والإحداد يندرجن في فئة المشلات ، بسبب الشروط والشروط التي هي دارورية ، وهي الحفاظ على استمرارية حياة أنفسهن وأطفالهن والتي تدخل في الحفاظ على الفائدة الرئيسية ، وهي الحفاظ على النفس.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Supervisor: | Sumbulah, Umi and Izzuddin, Ahmad |
Keywords: | Iddah, Ihdad, Mashlahat; Iddah, Ihdad, Mashlahat; العدة، الاحداد،مصلحات |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012810 'Iddah (Waiting Period) |
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah |
Depositing User: | St Maryam |
Date Deposited: | 03 Aug 2023 10:32 |
Last Modified: | 03 Aug 2023 10:32 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/55208 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |