Rachmanto, Firman (2006) Pengaruh Sikap Penguasa Industri Kecil terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Perbankan: Studi pada BPR Wahana Agro Mandiri serta Paguyuban Pengusaha Tahu Kota Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
0140049.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
ABSTRAK
Sebagaimana yang ditetapkan dalam GBHN, hakekat pembangunan Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya. Ini berarti manusia disamping merupakan sebagai subyek juga merupakan sebagai obyek dalam pembangunan. Keberhasilan dan kegagalan pembangunan di Indonesia tergantung dari sumber daya manusia yang merupakan sumber daya utama dan pengelola dalam pembangunan. Oleh karena itu, peningkatan mutu sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi menjadi salah satu tantangan dibidang ketenagakerjaan.
Salah satu sektor yang dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan itu adalah sector industri kecil. Sector ini mempunyai jumlah yang cukup besar dan banyak meyerap tenaga kerja. Tetapi dewasa ini sector industri kecil sedikit mengalami penurunan dikarenakan pengusaha industri kecil banyak terbebani oleh biaya produksi yang cukup tinggi sedang untuk modal mereka hanya pas-pasan.
Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi oleh pengusaha industri keci adalah SDM yang masih lemah, sehingga terjadi berbagai kendala yang menyebabkan pengusaha industri kecil semakin mengalami penurunan produksi, contohnya dalam memperoleh pangsa pasar,serta tidak mempunyai keberanian untuk mengajukan kredit di bank sehingga sumber daya permodalan menjadi kurang lancar, kurangnya pengetahuan pengusaha industri kecil mebgenai system perkreditan di bank dan umumnya hanya mengandalkan pengalaman serta modal dari diri sendiri, keterbatasan jaringan usaha kerja sama antar pengusaha industri kecil.
Industri perbankan nasional mempunyai fungsi sebagai wahana yang dapat meghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Bank menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana (unit surplus) dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, giro, kemudian menyalurkan dana yang terhimpun tersebut pada pihak-pihak yang membutuhkan dana (unit defisit). Dalam bentuk kredit. Falsafah yang mendasari dari usaha perbankan adalah system kepercayaan pada masyarakat, karena dalam operasi bank lebih banyak menggunakan dana dari masyarakat dari pada modal pemlik atau pemegang saham bank tersebut. Namun jaringan usaha sekarang masih belum memberikan rangsangan usaha yng optimal, misal dalam perkreditan bank yang mana prosedurnya yang ada di rasa masih terialu sulit, kemudian tenggang waktu pencairan dana yang relatif lama, adanya jaminan pinjaman yang umumnya tidak mereka miliki sehingga para pengusaha industri kecil tersebut merasa enggan untuk mengajukan kredit perbankan.
Faktor yang paling mempengaruhi perilaku konsumen atau pengusaha adalah dari faktor psikologis atau dari factor sikap mengenai anggapan mereka terhadap kredit perbankan. Sikap pengusaha dari aspek psikologis mempunyai 3 (tiga) komponen yaitu; Komponen Kognitif merupakan proses untuk penilaian pada suatu obyek tertentu. Komponen Afektif merupakan titik klimaks atau suka dan tidak suka seseorang pada obyek tertentu. Dan komponen Konatif merupakan kecenderungan bertindak terhadap obyek tertentu (Kotler 1995:202). Pengusaha dalam menyikapi kredit perbankan tercermin dari bagaimana para pengusaha untuk memilih system perkreditan (pengaruh komponen kognitif), suka atau tidak suka terhadap sistem kredit perbankan (pengaruh komponen efektif), bank mana yang akan dipilih dan bagaimana mereka untuk memperoleh manfaat dari perkreditan bank tersebut (pengaruh komponen konatif). Sikap pengusaha tersebut dapat dikatakan sebagai penilaian positif atau negatif terhadap obyek yang diamati.
Dengan pertimbangan diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Sikap Pengusaha Industri Kecil Terhadap pengambilan keputusan Kredit Perbankan" dari aspek psikologi yaitu: kognitif, afektif dan konatif.
Adalah BPR' WAHANA ARGRO MANDIRI yang memberi kemudahan serta fasilitas yang cukup memadai. Target pasar dari BPR WAM meliputi masyarakat golongan menengah ke bawah diantaranya adalah pegawai instansi pemerintah, pengusaha kecil, petani, pedagang dan industri kecil.
Produksi dari BPR WAM adalah berupa jasa perbankan, sesuai dengan kegiatanya dalam menjalankan usahanya yaitu menghimpun dana dalam bentuk deposito dan tabungan harian serta memberikan kredit kepada pengusaha kecik industri kecil dan masyarakat pedesaan.
Dan dari analisa peneliti bahwa dari ketiga sikap yang di teliti, yaitu sikap kognitif, afektif, dan konatif, factor yang paling dominan adalah factor afektif yaitu perasaan suka dan tidak suka terhadap sesuatu. Variabel afektif menjadi variabel utama atau paling berpengaruh dalam poses pengambilan kredit karena variabel afektif yang merupakan perasaan suka atau tidak suka. Suka sangat mempengaruhi responden dalam mengambil suatu keputusan. Hal ini disebabkan suatu keputusan yang dibuat oleh responden tidak jarang bahkan sering kali dilatarbelakangi oleh diri seseorang atau responden sehingga apabila perasaan tersebut bernilai semakin positif, maka makin tinggi pula pengaruh terhadap pengambilan keputusan yang dibuatnya.
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengusaha industri menengah, dan besar untuk membina usaha industri kecil atau menjalin kerja sama sebagai mitra usaha dalam pola hubungan keterkaitan antara anak, bapak dan anak angkat serta diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengambil kebijakkan dalam rangka membina dan meningkatkan hubungan dan perkembangan usaha industri kecil terutama dari aspek psikologis.
ABSTRACT
As set in GBHN, essence of Indonesia development is development of human being of Indonesia entirely. This means human being beside represent as subject also represent as object in development. Efficacy and development failure is in Indonesia depended from human resource representing especial resource and organizer in development. Therefore, make-up of quality (01] human resource these days have come to to become one of challenge of area ketenagakerjaan One of sector which can overcome the that problem ketenagakerjaan [is] industrial sector minimize. This Sector have the big enough amount and a lot of meyerap labour. But these days industrial sector minimize a few/little experiencing of degradation [of] because of industrial entrepreneur minimize a lot of encumbered by production cost which high enough [is] for the capital of their only by the skin of one's teeth.
In more specific, base problem faced by industrial entrepreneur [of] keci [is] SDM which still be weak, [is] so that happened [by] various constraint causing industrial entrepreneur minimize progressively experience of the degradation produce the, the example in obtaining compartment pasar.serta don't have the bravery to raise credit [in] bank so that capital resource become less be fluent, lack of industrial entrepreneur knowledge minimize the mebgenai system credit [in] bank and generally only rely on the experience and also capital from ownself, network limitation 0f[is effort job [of] [is] of equal ushering industrial entrepreneur minimize.
Industry of national Banking have function as means which can meghimpun fund and channel the society fund to support the national development execution. Bank accept the deposit from society which fund excess (surplus unit) in the form of saving, time deposit, giro, later;then channel the fund mustered the [at] partys requiring fund (deficit unit). In the form of credit. Philosophy constitutoing from effort banking [is] system belief [of] [at] society, because in more amount bank operation use the fund from society from [at] capital of pemlik or the bank stockholder. But network 0f[is effort now still not yet given the excitement offis effort optimal yng, for example in bank credit ofjis which its procedure exist in feeling still too difficult, later;then grace period of fund liquefaction which is old relative, existence of loan guarantee which generally they [do] not own so that all industrial entrepreneur minimize the feel to shy at to raise the banking credit.
Most influencing Factor [06 behavior of consumer or entrepreneur [is] from psychological factor or from factor attitude [of] concerning their ascription to banking credit. Entrepreneur attitude from psychological aspect have 3 (tiga) component that is: Cognate Component represent the process for the assessment of at one particular certain obyek. Component Afektif represent the climax dot or like and [do] not like the somebody [of] [at] certain obyek. And component Konatif represent the tendency act to certain obyek (Kotler 1995٠202). Entrepreneur in attitude of credit of mirror banking from how all entrepreneur to chosen the system credit (cognate component influence), like or [do] not like to system of banking credit ( effective component influence), [which/such] bank to be selected and how them to obtain;get the benefit from the bank credit (influence of component konatif). the Entrepreneur attitude can be told [by] as negative or positive assessment to obyek perceived.
With the consideration offis above researcher interested to check about "Industrial Entrepreneur Attitude Minimize To decision making of Banking Credit" from psychology aspect that is: cognate, afektif and konatif.
(Is] BPR' SELF-SUPPORTING MEANS ARGRO giving amenity and also facility which adequate enough. Market goals from BPR WAM cover the middle faction society downwards among other things [is] governmental institution officer, small entrepreneur, farmer, small industry and merchant.
Produce from BPR WAM [is] in the form of banking service, as according to kegiatanya in running its effort that is muster the fund in the form of daily saving and deposit and also give the credit to small entrepreneur, small industry and rural society.
And from researcher analysis that from third attitude which is [in] research, that is cognate attitude, afektif, and konatif, most dominant factor [is] factor afektif that is feeling like and [do] not like to something, variable Afektif become the especial vanable or most having an effect on in poses of credit intake [of] because variable afektif representing feeling like or [do] not like. Like very influencing [of] responder in taking a[n decision. This matter [is] caused [by] a[n decision which [is] [is] made by [by] a responder not rarely even frequently background by x'self of somebody or responder so that if the feeling valuable positive progressively, hence more and more high also influence to decision making made.
In line with research, hence result of this research [is] expected serve the purpose of input substance for middle industrial entrepreneur, and big to construct the effort small industry or braid the job [of] [is] of equal as partner of[is effort in related/relevant [relation/link] pattern [among/between] child, father and foster child [is] and also expected can give the input to all taker kebijakkan in order to constructing and improving [relation/link] and growth offis effort small industry especially from psychological aspect.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisor: | Nuqul, Fathul Lubabin |
Keywords: | Kognitif; Afektif; Konatif; Sikap Pengambilan Keputusan Cognitive; Affective; Conative; Decision Making Attitude |
Departement: | Fakultas Psikologi > Jurusan Psikologi |
Depositing User: | Moch. Nanda Indra Lexmana |
Date Deposited: | 02 Aug 2023 14:49 |
Last Modified: | 02 Aug 2023 14:49 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/55187 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |