Reinterpretasi makna Qital Q.S 22 : 39: Studi pendekatan Ma’na Cum Maghza dan relevansinya dalam konteks keindonesiaan

ABSTRAK

Bom bunuh diri yang merupakan salah satu aksi terorisme di Indonesia yang masih sering terjadi. Hampir setiap tahun Indonesia selalu dikejutkan oleh berita tentang bom bunuh diri. Para teroris yang melakukan perbuatan ini kemudian memberikan dalil agama untuk membenarkan perilaku yang sedang dilakukannya. Salah satu dalil yang sering dijadikan pijakan para teroris untuk melancarkan aksinya adalah ayat-ayat tentang qita>l. Mereka memiliki pemaknaan tentang ayat-ayat qita>l yang secara tekstual.

Dengan latar belakang masalah tersebut kemudian penulis bertujuan untuk mereinterpretasikan makna qita>l dengan pendekatan Ma’na Cum Maghza sebagai metode penafsirannya dan juga bagaimana relevansinnya dengan konteks ke Indonesiaan. Namun dari banyaknya ayat qita>l yang tertulis di dalam Al-quran, penelitian ini hanya fokus pada surat Al-Hajj ayat 39. Penelitian merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis dari penelitian yaitu library Research atau penelitian kepustakaan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat Al-hajj ayat 39 yang diambil dari Al-Qur’an sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, buku-buku dan juga literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

Hasil dari penelitian ini Dalam surat Al-hajj ayat 39 sendiri makna qita>l berarti diperangi. Ayat ini merupakan ayat pertama yang turun tentang kebolehan berperang setelah umat muslim mengalami hal-hal buruk yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy dan hijrah ke Madinah. Kendati demikian, perang bukanlah jalan utama untuk keluar dari masalah melainkan jalan akhir dari penyelesaian. Selain itu, kebolehan perang juga terjadi apabila pihak musuh telah memulai peperangan dengan tindakan yang melampaui batas kemanusiaan. Pada saat ini, undang undang tentang HAM dan kebebasan beragama juga sudah tertulis di Indonesia. Hal ini berbeda dengan perilaku yang dilakukan oleh terorisme. Mereka tidak segan untuk merusak fasilitas dan menghilangkan nyawa orang-orang yang tidak tahu. Jadi, ayat-ayat qita>l sejalan dengan undang-undang yang ada di Indonesia, sedangkan pemahaman mereka tentang ayat-ayat qita>l yang dijadikan landasan untuk melakukan aksi mereka bertentangan.

ABSTRACT

Suicide bombing, one of the acts of terrorism in Indonesia, still occurs frequently. Almost every year, Indonesia is constantly shocked by the news about suicide bombings. The terrorists who commit these acts provide religious reasons to justify their actions. One of the arguments often used as a basis for terrorists to carry out their actions is the verses about qita>l They have an understanading of qita>l verses textuality.

Against the background of this problem, the researcher aims to reinterpret the meaning of qital with the Ma'na Cum Maghza approach as a method of interpretation and how relevant it is to the Indonesian context. However, of the many qita>l verses written in the Qur'an, this research only focuses on Al-Hajj:39. This research utilized a qualitative approach, while the type of research is library research. The primary data used in this study is Al-Hajj: 39, which is taken from the Al-Qur'an while secondary data is obtained from journals, books, and other literature related to research.

The results of this study In the surah Al-hajj verse 39, the meaning of qita>l means to be fought. This is the first verse that revealed the permissibility of fighting after Muslims experienced the bad things done by the Quraysh infidels and migrated to Medina. Nevertheless, war is not the primary way to get out of the problem but the final way of settlement. In addition, the permissibility of war also occurs when the enemy has started a war with actions that exceed the limits of humanity. At this time, laws on human rights and freedom of religion have also been written in Indonesia. This is different from the behavior carried out by terrorism. They do not hesitate to devour facilities and kill innocent people. So, the qita>l verses align with existing laws in Indonesia, while their understanding of The vital verses which are used as the basis for comitting acts in contrast.

مستخلص البحث

حفشة تفجير انتحارى هو احدى من أعمال الإهراب الذي يقع في إندونيسيا كثيرا. كل عام تقريبا تصدم إندونيسيا بالأخبار عن تفجير انتحاري. الإرهابين يعمل هذه العمل بأساس عن الدليل من الآية القتل لتبرير أو تنفيذ أعمالهم. لديهم فهمهم نصيا لمعني القتال.

بحلفية المؤلف تجرب بإعادة تفسير معني كلمة القتل مع الإقتراب معىن-جوم-مغزى كطريقة تفسيره و ما هو علاقتها بالسياق الإندونيسي. ولكن من كثيرآيات القرآن التي تحدث عن القتل المؤلف يخصص من آية التاسع والثلاثون من سورة الحج. و يستحدم هذا البحث بالإقتراب نهج نوعي و يستحدم الأدب من نوع البحث. والبيانات الأولية المستخدمة أي سورة الحج الآية التاسعة والثلاثين. يتم الحصول علي الثنوي المستخدمة من المجلاتوالكتب والمؤلفات المتعلقة بالبحث.

نتائج المناقسة من معني القتلهو القتال. هذه الآبة يكون أول الآية الني نزلت تسمح بالحرب بعد أن أساء المسلمين بما فعل كافر قريش من شر ثم هجر المسلمون إلي المدينة. و مع ذالك، فإن الحرب ليست لحل المشكلة الأولي ولكنها لطريقة الأخرة لحل الشكلة. واما يجوز الحرب إذا بدأ العدو الحرب بتجاوز حدود الإنسانية.في هذا العصر، ثرابضا كتابة قوانين حول حقوق الإنسان و حرية الدين في إندونيسيا، وهذا يخلف عن السلوك الذين يمارسه الإرهتب. إنهم لا يترددون في تدمير المناشات وقتل الناس الذين لايعرفون. لذا، فإن آية القتل تتماشي مع القوانين الحالية في إندونيسيا. في حين ان فهمهم الآية القتل التي تستخدم كأساس لتنفيذ أعمالهم متفرقة