Pengembangan bahan ajar Pendidikan Agama Islam berbasis pembelajaran Tematik pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah

ABSTRAK

Pengembangan bahan ajar (buku ajar) Pendidikan Agama Islam berbasis pembelajaran tematik pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum tersedianya bahan ajar tematik untuk mata pelajaran PAI pada siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas rendah (I-III). Hasil pengembangan ini dimaksudkan untuk dapat memenuhi kebutuhan sarana pembelajaran khususnya di MI yang dalam kenyataannya pembelajaran PAI terpisah ke dalam beberapa mata pelajaran seperti Al-Qur’an Hadis, Fiqih, Aqidah Akhlak dan SK, sehingga dibutuhkan sebuah kesinambungan mengenai model pembelajaran yang akan diterapkan. Jika mata pelajaran umum selama ini disajikan dengan pendekatan tematik, maka selayaknya pembelajaran PAI juga dilakukan dengan pendekatan berbasis tema.

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (berfikir holistik) dan memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung. Dengan demikian dibutuhkan metode khusus dalam pembelajarannya, di mana penggabungan beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan (tema) menjadi sebuah alternatif yang memungkinkan siswa dapat dengan mudah memahami dan menangkap makna pembelajaran. Pendekatan pembelajaran terpadu melalui tema disebut dengan pembelajaran tematik.

Pembelajaan tematik merupakan bagian dari pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Dalam pengembangan bahan ajar ini, pengembang menggunakan model desain pengembangan Dick and Lou Carey. Prosedur pengembangan model ini terdiri dari sepuluh tahap yaitu: (1) Identifying Instructional goal (mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran), (2) Conducting Instructional Analysis (Melaksanakan analisis pembelajaran), (3) Identifying Entry Behaviors, Characteristics (Mengenal tingkah laku masukan dan karakteristik siswa), (4) Writing Performance Objectives (Merumuskan tujuan khusus pembelajaran), (5) Developing Criterion-Referenced Test (Mengembangkan butir tes acuan), (6) Developing Instructional Strategy (mengembangkan strategi pembelajaran), (7) Developing and Selecting Instruction (menyeleksi dan mengembangkan bahan pembelajaran), (8) Designing and Conducting Formative Evaluation (merancang dan melaksanakan evaluasi formatif), (9) Revising Instruction (Merevisi bahan pembelajaran).

Pengembangan ini menghasilkan tiga produk yaitu (1) buku ajar Tematik PAI MI (Pembelajaran Terpadu) untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah, (2) Buku panduan siswa, (3) Buku panduan guru. Produk pengembangan ini diujicobakan melalui beberapa tahap secara berurutan yakni (1) Validasi ahli isi matapelajaran PAI dan Ahli Desain Pembelajaran (2) Uji coba guru mata pelajaran PAI, (3) Uji coba perorangan, kelompok kecil dan uji coba lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku ajar yang dihasilkan memiliki tingkat keefektifan dan kemenarikan yang tinggi, hal ini ditandai dari hasil uji coba yang berada dalam kategori baik dengan skala konversi 5, adapun presentase hasil validasi dan uji coba yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Validasi ahli isi 81,00% (2) Validasi ahli desain pembelajaran 78,00% (3) Uji coba Perorangan 93,84% (4) Uji coba kelompok kecil 88,20% (5) Uji coba lapangan 87,01%. Selain hasil tersebut, percobaan penggunaan buku ajar yang dilaksanakan pada siswa MI Sunan Giri Jabung Malang menunjukkan ada peningkatan. Hal itu ditunjukkan dengan hasil perbandingan antara pre test dan post tes sebelum dan sesudah menggunakan buku ajar. Data statistik menunjukkan ada kenaikan sebesar 15,21% dari hasil pre test (sebelum menggunakan buku ajar) mendapatkan kumulasi nilai sebesar 66,52% dan post test (setelah menggunakan buku ajar) mendapatkan kumulasi nilai sebesar 81,73%. Dari hasil tersebut hasil pengembangan sudah dapat dikatan sudah memenuhi unsur kebutuhan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran pendidikan agama Islam di MI dengan model pendekatan tematik.

ABSTRACT

This thesis was written to develop the material of Islamic Education based on thematic learning. In the fact, there was not thematic material yet in Islamic Education for the first until the third grade students of MI. the result of developing the material was to be able to fulfill the needs of learning facility especially in MI because Islamic education divided into some lessons such as Al-Qur’an Hadis, Fiqih, Aqidah Akhlak and SK so that this was required for continuity of learning model which would be used. If the common subject was given by thematic approach, so PAI learning should be done the same as common subject.

The students who learned at elementary school in the first, second and third grade were at early age. In this age, the whole aspects of the development of intelligence such as IQ, EQ, and SQ grew and developed exceedingly. The students still saw everything as the wholeness (holistic thinking) and understood the connection between concepts simply. The learning process still depended on the real objects and direct experiences. Thus, this was acquired specific method of learning in which integrated some materials in a unit (theme) would be possible alternative for the students to be able to understand and apprehend easily. The integrated learning approach through theme is thematic learning.

Thematic learning is a part of the integrated learning which used theme to relate some subjects so that it could be able to give meaningful experience to the students. Theme was the main idea in conversation. Thematic learning emphasized more in applying or using the concepts of learning by doing. Therefore, the teachers had to make the lesson plan which would affect the students learning meaningfully. The experience of learning which pointed out the connection of conceptual factors would be learning process more effective. The connection of conceptual between subjects which learned would make scheme so that the students got the unity of knowledge. In addition, by using thematic learning in elementary school would help the students more because it conformed with their developing phase in which the students still saw everything as the wholeness (holistic).

In developing the material, the researcher used the development design model of Dick and Lou Carey. The rules of this development model consisted of ten phases such as: (1) identifying instructional goal, (2) conducting instructional Analysis, (3) identifying Entry behaviors, (4) writing performance objectives, (5) developing criterion-referenced test, (6) developing instructional strategy, (7) developing and selecting instruction, (8) designing and conducting formative evaluation, (9) revising instruction.

The results of the research were (1) the thematic book of PAI for the third grade students of MI (integrated learning), (2) students guide book, (3) teachers guide book. The results were tried out with some phases consecutively such as (1) the expert validity of the content of PAI and learning design, (2) trying-out the teacher of PAI subject, (3) trying-out one by one, small group and large group.

The results of the research showed that the thematic book had high effectiveness and interest. It was based on the result of tried-out in good category by conversion scale was five (5) and the percentage of the results of validity and tried-out were (1) the expert validity of the content was 81.00% (2) the expert validity of learning design was 78.00% (3) trying-out one by one was 93.84 % (4) trying-out the small group was 88.20% (5) trying-out the large group was 87.01 %. Besides that, the tried-out of using the thematic book for the third grade of MI Sunan Giri Jabung Malang showed that there was increasing. The result of before and after using the thematic book could be seen from pre test and post test. The statistic data showed that there was increasing 15.21%, the result of pre test (before using the thematic book) was 66.52% and post test (after using the thematic book) was 81.73%. Based on the result, it could be said that it fulfilled the factor of learning needed, especially in PAI learning in MI by using thematic approach.