Yunita Sari, Presti (2014) Akad nyalap nyaur antara supplier dan pedagang peracangan di Pasar Jatirogo-Tuban: Tinjauan akad mudharabah pada Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Introduction)
10220033 Pendahuluan.pdf Download (705kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Indonesia)
10220033 Indonesia.pdf Download (173kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: English)
10220033 English.pdf Download (190kB) | Preview |
|
|
Text (Abstract: Arabic)
10220033 Arabic.pdf Download (200kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 1)
10220033 Bab 1.pdf Download (369kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 2)
10220033 Bab 2.pdf Download (848kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 3)
10220033 Bab 3.pdf Download (344kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 4)
10220033 Bab 4.pdf Download (523kB) | Preview |
|
|
Text (Chapter 5)
10220033 Bab 5.pdf Download (275kB) | Preview |
|
|
Text (References)
10220033 Daftar Pustaka.pdf Download (183kB) | Preview |
|
|
Text (Summary)
10220033 Ringkasan.pdf Download (660kB) | Preview |
|
|
Text (Appendices)
10220033 Lampiran.pdf Download (343kB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Nyalap nyaur merupakan kegiatan jual beli yang terdapat di pasar kecamatan Jatirogo – kabupaten Tuban. Dimana supplier mendatangi pedagang peracangan dengan mempromosikan dan menjual barang dagangannya.Penentukan spesifikasi barang dan harga di hari pertama (yakni pertama kali supplier dan pedagang peracangan bertemu dan membuat perjanjian) dengan pembayaran di akhir dari kegiatan jual beli di pasar. Kemudian di hari selanjutnya supplier hanya meletakkan barang yang sama tetapi berat atau massa dari barang tersebut bisa berubah-ubah pada waktu pedagang peracangan belum memulai aktivitas jual beli. Sehingga supplier tidak bertemu dengan pedagang peracangan. Mengenai pembayaran dilakukan di akhir dari kegiatan jual beli di pasar yang sedang berlangsung.Barang yang diberikan oleh supplier tersebut tidak boleh dikembalikan lagi kepada supplier oleh pedagang peracangan apabila barang tersebut tidak habis dijual.
Dari permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana nyalap nyaur antara supplier dan pedagang peracangan di pasar kecamatan Jatirogo – kabupaten Tuban dan bagaimana prosedur tersebut ditinjau dari akad mudharabah yang ada di Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).
Penelitian ini termasuk dalam penelitian empiris dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan tahapan-tahapan teknik analisis data adalah editing, classifying, verifying, analyzing, dan concluding.
Adapun hasil penelitian ini yaitu nyalap nyaur antara supplier dan pedagang peracangan di pasar kecamatan Jatirogo – kabupaten Tuban ditinjau menggunakan KHES, pembahasan mengenai mudharabah yang terdapat pada Pasal 231 sampai Pasal 254 ayat (2) bahwa tidak semua syarat-syaratnya sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalamnya. Hal ini berkaitan dengan barang yang tidak laku terjual, yang bertanggungjawab atas hal itu adalah pedagang peracangan.Sedangkan di dalam KHES telah ditentukan bahwa keuntungan merupakan bagian milik bersama. Apabila keuntungan merupakan bagian milik bersama, maka sama halnya dengan kerugian.
ENGLISH:
Nyalap nyaur is a kind of trades which becomes commercial practice between supplier and peracangantrader in Jatirogo – Tuban’s market. It is where the supplier comes to peracangan trader promoting and selling the product. Deciding the specification of the product and the price in the first day (it is when supplier and peracangan trader meet and decide the agreement) with paying in the last of the activity in the market. Then for the next day the supplier will just put the same product but probably different weight in the time that peracangan trader starts the activity yet. So the supplier does not meet peracangan trader. The products that have given to the peracangan trader could not be sent back to the supplier if the product not sold out.
From that problem, the writer wants to know how the supplier and peracangan trader do nyalap nyaur transaction in Jatirogo – Tuban’s market and how the procedure when it is observed by the Compilation of Sharia Economic Law (KHES) about mudharabah agreement.
This research includes an empirical study with a qualitative approach. The techniques of data collections are observations, interviews, and documentations. While the stages of data analysis techniques are editing, classifying, verifying, analyzing, and concluding.
The result of this research is the activity of commercial practice by using nyalap nyaur between supplier and peracangan trader in Jatirogo – Tuban’s market observed by KHES, the study about mudharabah is in article 231 until article 254 subsection (2) are not the requirements suitable with the regulation on it. This is related to with the product that not sold out, and peracangan trader will responsible about it. While Compilation of Sharia Economic (KHES) says that the profit will share together. When the profit will share together between the supplier and peracangan trader, the detriment too.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | Akad; Nyalap Nyaur; Supplier; Pedagang Peracangan; Agreement; Peracangan Trader |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180127 Mu'amalah (Islamic Commercial & Contract Law) > 18012712 al-Syirkah (incl. al-Mudharabah, al-Musahamah) |
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan Hukum Bisnis Syariah |
Depositing User: | Zulaikha Zulaikha |
Date Deposited: | 28 Jul 2015 09:24 |
Last Modified: | 28 Jul 2015 09:24 |
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/542 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |